Abraham Beri Penjelasan Lagi soal Koruptor Kakap di Jatim

Senin, 30 Desember 2013 – 21:32 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) Abraham Samad menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannya beberapa waktu lalu tentang adanya koruptor kelas wahid di Provinsi Jawa Timur. Sebelumnyam, Abraham menyampaikan adanya koruptor kakap di provinsi yang dipimpin Soekarwo itu raat hadir sebagai pembicara dalam acara refleksi akhir tahun "Pekan Politik Kebangsaan" di kantor International Conference for Islamic Scholars( ICIS), Jakarta tanggal 12 Desember 2013 lalu.

Abraham mengatakan, dirinya menyampaikan adanya koruptor kelas wahid itu karena ada pertanyaan dari peserta tentang kasus-kasus korupsi di Jawa Timur yang tak terungkap.Selain itu, Abraham mengaku pernah ditemui mantan Ketua PBNU, Kiai Hasyim Muzadi. "Pernah suatu ketika Pak Hasyim Muzadi datang ke kantor saya, ke ruangan saya menemui saya dan dia melaporkan sejumlah kasus korupsi," kata Abraham dalam konferensi pers capaian dan kinerja KPK sepanjang tahun 2013 di KPK, Jakarta, Senin (30/12).

BACA JUGA: Pendiri PDIP Buka Peluang Koalisi dengan Demokrat

Namun, ternyata Abraham juga dihubungi Hasyim melalui sambungan telepon. Hasyim merasa kesal lantaran korupsi di Jawa Timur tidak bisa terendus oleh KPK. "Kok yang lain bisa terendus oleh KPK tapi kok Jawa Timur yang begitu hebat korupsinya tidak pernah terendus?" kata Abraham menirukan pertanyaan Hasyim.

Abraham pun menimpali pertanyaan sekaligus keluhan Hasyim. Pria asal Makassar itu mengatakan, jika korupsi yang terjadi di Surabaya tergolong besar tapi sulit dijerat penegak hukum, berarti para pelakunya memang profesional.

BACA JUGA: Ribka Sebut Wakil Rakyat Ibarat Pekerja Outsourcing

"Jadi saya jawab waktu itu, kalau korupsinya di Surabaya besar itu berarti pelakunya hebat, katagorinya korupsi besar pelakunya luar biasa profesional. Saking profesionalnya maka ketika mereka merencanakan melakukan kejahatan mereka sudah mengantisipasi semua. Sehingga dia tidak akan meninggalkan bukti-bukti yang akurat," katanya.

Abraham menjelaskan, karena tidak meninggalkan bukti-bukti yang akurat maka KPK agak kesulitan untuk melacaknya. Namun, bukan berarti tidak akan pernah terlacak. "Saya bilang berdoalah mudah-mudahan saja karena sepandai-pandainya tupai melompat suatu ketika akan jatuh juga," ucapnya.

BACA JUGA: Tahun 2013, KPK Tangani 70 Perkara

Abraham juga mengaku pernah berkata ke Hasyim bahwa kasus-kasus korupsi selain di Jatim yang dengan cepat terendus KPK, itu karena pelakunya tidak profesional sehingga meninggalkan barang bukti yang mudah terlacak.

"Kalau di Surabaya, Pak Hasyim Muzadi bilang perampoknya besar maka saya bilang mungkin saking hebatnya dia, saking profesionalnya mungkin tidak meninggalkan jejak sehingga hari ini kita belum bisa mengendusnya. Tapi berdoalah mudah-mudahan berkat pertolongan Tuhan dia akan meninggalkan jejak dan ketika meninggalkan jejak akan bisa kita endus," kata Abraham. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Mestinya Gerebek Pertemuan Dipo-Kubu Trio Macan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler