jpnn.com - Merunding sejarah Islam senantiasa muncul nama-nama sekondan Nabi Muhammad. Yakni Abu Bakr, Umar, Usman, Ali. Terbetik sebuah pertanyaan ringan; Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Nah, Abu Bakr bin siapa? Meski dikenal sebagai Abu Bakr Siddiq, ia bukan bin Siddiq.
Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network
BACA JUGA: Awal Islam, Sesama Pembaca Quran Pernah Saling Melaknat
Karena tak kunjung punya keturunan laki-laki, Salma bint Sakhr bernazar, “jika punya anak laki-laki akan diberi nama Abdul Ka’bah dan akan disedekahkan pada Ka’bah.”
Itulah nama kecil Abu Bakar Siddiq, pimpinan Islam sepeninggal Nabi Muhammad.
BACA JUGA: Ada Sosok-sosok ini Di Balik Pengumpulan Ayat Al Quran
Lahir 573 Masehi, tidak banyak sumber tertulis yang mengisahkan masa kanak-kanak Abu Bakr. Demikian juga masa remajanya.
Sumber yang tersedia menyebutkan, masyarakat Mekah menjulukinya Atiq. Atiq ini nama lain Ka’bah. Yakni Baitul Atiq.
BACA JUGA: BACALAH! Sejarah Penyusunan Al Quran
Menurut Muhammad Husain Haekal, peneliti dan penulis biografi Abu Bakr, “Abu Bakr dari kabilah Taim bin Murrah bin Ka’ab.”
Kabilah atau suku merupakan susunan masyarakat Arab yang berasal dari satu moyang. Lebih kecil dari sya’b dan lebih besar dari imarah. Kemudian berturut-turut batn, imarah dan fakhz.
“Setiap kabilah yang tinggal di Mekah punya keistemewaan tersendiri, yakni ada tidaknya hubungannya dengan sesuatu jabatan di Ka’bah,” tulis Haekal.
Banu Abd Manaf tugasnya siqayah dan rifadah. Banu Abdid-Dar, liwa’, hijabah dan nadwah, yang sudah berjalan sejak sebelum Hasyim kakek Nabi lahir. Sedang pimpinan tentara dipegang oleh Banu Makhzum, nenek moyang Khalid bin Walid.
Banu Taim bin Murrah, kabilahnya Abu Bakr punya kewenangan menyusun masalah diat (tebusan darah) dan segala macam ganti rugi.
Dikisahkan Haekal, pada zamannya, Abu Bakr lah yang memegang pimpinan kabilahnya. Posisinya cukup kuat.
Kabilah ini, dijuluki masabihuz zalami (pelita-pelita di waktu gelap) oleh penyair Imru’ul Qais bin Hujr.
Di jazirah Arab, tulis Haekal, Banu Taim dikenal punya sifat terpuji; pemberani, pemurah, kesatria, suka menolong dan melindungi tetangga.
Setelah masuk Islam, Abdul Ka’bah dipanggil Abdullah oleh Nabi Muhammad.
Nah, begitu menjadi tokoh muslim yang penting, barulah nama ayahnya disebut-sebut. Ibunya dijuluki Ummul Khair.
Ayahnya bernama Usman bin Amir alias Abi Quhafah. Maka lengkaplah namanya menjadi Abdullah bin Abi Quhafah—itulah nama sebenar Abu Bakr Siddiq.
Gelar Siddiq di belakang namanya sudah umum diketahui. Bersebab ia senantiasa membenarkan apa pun kata Nabi Muhammad.
Nah, bagaimana kisah perubahan nama dari Abdullah ke Abu Bakr? Sementara waktu bersabarlah. Kita simpan dulu untuk episode selanjutnya. --bersambung (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramadan dan Pendaftaran Sekolah Bikin Toko Emas Penuh
Redaktur & Reporter : Wenri