Aceh Wajib Menggunakan Konstruksi Tahan Gempa

Senin, 12 Desember 2016 – 23:54 WIB
Bangunan rubuh akibat gempa di Aceh. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA  -- Gempa 6,4 SR yang melanda Kabupaten Pidie Jaya, Nanggroe Aceh Darussalam, harusnya menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat bahwa Indonesia terletak di daerah sangat rawan gempa.  

Karenanya tidak ada jalan lain kecuali melakukan mitigasi, termasuk di antaranya membuat infrastruktur tahan gempa. 

BACA JUGA: Jangan Biarkan Simpatisan ISIS di Indonesia Merajalela

"Penggunaan konstruksi tahan gempa sudah wajib dan harus memenuhi kaidah engineering, serta perlu dipertimbangkan adanya regulasi pemerintah” kata  pakar gempa bumi ITB Prof Masyhur Irsyam, Senin (12/12). 

Masyhur mengatakan, terkait kondisi Indonesia yang rawan gempa bisa diketahui dari peta gempa terbaru yang dibuat Tim Pemutakhiran Peta Bahaya Gempa Bumi Indonesia 2016 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 
 
Masyhur yang juga ketua tim tersebut menyatakan hingga saat ini masih banyak sumber gempa yang belum diketahui.

BACA JUGA: Ada Delapan Alasan Tolak Ujian Nasional

Dia menambahkan, gempa bumi tidak bisa dihindari dan diprediksi termasuk waktu, lokasi, dan besarannya. Karenanya, kata dia, mitigasi merupakan hal yang wajib dilakukan termasuk membuat infrastruktur tahan gempa. 

Misalnya, membangun rumah kayu atau menggunakan teknologi konstruksi sarang laba-laba. Teknologi ini dikenal sebagai konstruksi pondasi ramah gempa. 

BACA JUGA: Alhamdulillah...Dua WNI Sandera Abu Sayyaf Akhirnya Bebas

“Itu (konstruksi sarang laba-laba) salah satunya. Selama pondasi dipersiapkan menerima gaya gempa, tentu oke,” ujarnya. 

Direktur Utama PT Katama Suryabumi Kris Suyanto mengatakan, teknologi pondasi ramah gempa konstruksi sarang laba-laba untuk bangunan dan jaring laba-laba untuk jalan dan landasan pesawat memang bisa menjadi solusi  menghadapi gempa dan tanah ekstrem. 

Apalagi, konstruksi ini mendapat pengakuan rekor MURI serta Upakarti dan berbagai penghargaaan lain. Yakni, sebagai sistem pondasi pertama dan satu-satunya di dunia yang terbukti menyelamatkan bangunan-bangunan yang didukungnya pada gempa berkekuatan 9,3 SR dengan ratio keberhasilan hampir 100 persen. 

Kris mengatakan, soal keandalan konstruksi sarang laba-laba bisa dilihat ketika gempa bumi hebat terjadi di Aceh 2004, Padang 2007 dan 2009, serta lainnya. 

“Jadi, konstruksi sarang laba-laba sudah membuktikan. Tidak sekadar janji. Bahkan kami bersedia menulis pernyataan bertanggung jawab jika terjadi kerusakan akibat gempa,” kata Kris yang juga pemegang hak paten konstruksi sarang laba-laba. 

Menurut Kris, sistem ini sangat kaku dan kokoh seperti perahu di laut. Jika ada gempa, hanya bergeser ke kanan dan ke kiri mengikuti. Sistem ini sama seperti teknologi tahan gempa di Jepang, yang prinsipnya tidak melawan gempa atau lentur. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Sudah Minta Maaf, Apapun Hasil Proses Hukum Sebaiknya Diterima


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler