ACFTA Sangat Merugikan Buruh

Senin, 22 Februari 2010 – 16:31 WIB
JAKARTA- Sekretaris  Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Timboel Siregar, menyatakan, Indonesia belum siap melaksanakan Asean-China Free Trade AgrementKesepakatan tersebut, sangat merugikan buruh di Indonesia.

Timboel mengatakan, kebijakan tersebut harus dikaji ulang oleh pemerintah, lantaran dampaknya adalah bertambahnya jumlah penangguran di Indonesia

BACA JUGA: Mendesak Dibentuk Tax Ombudsmen

Hal ini diungkapkan dalam diskusi “Pro-kontra ACFTA, is a win-win solution possible?” di Jakarta, Senin (22/2).

Timboel menyebut pemerintah tidak mempunyai terobosan kebijakan baru dalam sektor tenaga kerja
Kebijakan yang ada saat ini pun, masih dirasakan tidak memihak kepada para pekerja

BACA JUGA: Lagi, PDAM Keluhkan Bahan Baku

Timboel menagaskan Mennakertrans belum tampak memetakan masalah-masalah buruh di lapangan dan merumuskan kebijakan yang tegas dan berpihak kepada nasib buruh.
 
Saat ini, katanya, telah terjadi deindustrialisasi di Indonesia
Dia sendiri pesimis terhadap program penguatan industri lokal, yang dicanangkan pemerintah

BACA JUGA: Kejar Setoran Rp 1.000 Triliun

Dengan kebijakan perdagangan bebas tersebut, lanjutnya, dapat mengakibatkan berkurangnya pekerja formalSebanyak 39,4 juta pekerja formal yang ada saat ini, akan beralih sebagian menjadi keperja informal.

"Ini bisa jadi penyebab kehancuran industri nasional,” katanya

Kebijakan perdagangan bebas tersebut, hanya memberikan keleluasaan produk China dipasarkan dengan harga murah dan karena tarif bea masuk produk China ke dalam negeri menjadi gratisAkibatnya, produk dalam negeri akan terkena imbasnya"Lalu kemudian berdampak kepada buruh," jelasnya lagi.(lev/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komitmen Pemda Belum Jelas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler