Acungkan Jari Tengah ke Presiden, Langsung Dipecat

Rabu, 08 November 2017 – 06:09 WIB
Aksi Juli Briskman mengacungkan jari tengah ke arah iring-iringan kendaraan yang membawa Presiden AS Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com - Hanya karena mengacungkan jari tengah, Juli Briskman harus kehilangan pekerjaannya. Masalahnya, yang diacungi jari bukanlah orang biasa, melainkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Kejadian pada Minggu (29/10) itu sempat diabadikan kamera jurnalis yang ikut rombongan Trump dan menjadi viral di dunia maya. Briskman juga ikut mengunggah hasil jepretan itu ke akun Facebook dan Twitter miliknya.

BACA JUGA: Tiga Generasi Keluarga Holocombe Tewas di Gereja Texas

Sejatinya perusahaan tempatnya bekerja, Akima, tidak tahu bahwa itu adalah Briskman. Sebab, dalam foto tersebut hanya tampak dia dari belakang.

Sang fotografer juga hanya menulis bahwa yang mengacungkan jari tengah ke mobil yang ditumpangi Trump adalah pesepeda berkaus putih dan memakai helm.

BACA JUGA: 26 Warga Texas Tewas, Trump Sibuk Bela Donatur

Orang-orang menyebut Briskman sebagai pahlawan dan layak ikut pilpres. Keesokan harinya, Briskman melapor pada HRD bahwa foto yang tengah ramai diperbincangkan itu adalah dirinya.

Dia merasa perusahaan harus tahu. Sehari setelahnya alias Selasa (31/10), dia dipanggil dan dipecat.

BACA JUGA: Keliling Asia, Trump Perkuat Aliansi Melawan Korut

Versi perusahaan, mereka memecat Briskman karena unggahannya berbau cabul dan bertentangan dengan kebijakan perusahaan tentang aturan penggunaan media sosial.

’’Jadi, mereka menyebut mengacungkan jari tengah sebagai sesuatu yang cabul,’’ ujar Briskman saat diwawancarai Huffington Post.

Namun, diduga Briskman dipecat karena Akima adalah perusahaan kontraktor yang bekerja untuk pemerintah. Akima belum bisa dimintai keterangan.

Briskman mengaku tidak menyesal dengan perbuatannya. Perempuan yang sebelumnya berprofesi sebagai spesialis pemasaran dan komunikasi di Akima itu mengungkapkan, saat kejadian, konvoi mobil presiden menyalipnya yang tengah bersepeda.

Tiba-tiba saja dia teringat berbagai kebijakan Trump yang tidak prorakyat. ’’Itu adalah kesempatan saya untuk mengatakan sesuatu,’’ tegasnya. 

Saat itulah jari tengahnya teracung. Kini dia berharap bisa bekerja untuk organisasi seperti Planned Parenthood atau PETA. (The Guardian/CNBC/sha/c17/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pernah Hina Trump, Dianggap Ancaman bagi Putra Mahkota


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler