BACA JUGA: Kenaikan UMP Direvisi Jadi Hanya 7 %
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pencegahan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr Ati Pramudji menyatakan trend penularan HIV saat ini melalui jarum suntik
BACA JUGA: Bagi SIM Gratis Untuk Ojek dan Sopir
Tapi pada 2011 dimungkin kembali hubungan seks berganti-ganti pasangan akan menjadi pemicu utama penyakit mematikan ini,” terangnya .aat ini, ujarnya juga, Dinkes Kota Tangerang telah melakukan pengawasan terhadap 412 orang yang positif terjangkit HIV tersebut
BACA JUGA: Tak Konsisten, Foke Dinilai Gagal
Namun, dia tidak menepis masih ada yang terjangkit virus HIV tapi orang itu belum berani melaporkan diri untuk datang ke petugas kesehatan karena merasa malu dan takut diketahui pihak lain”Penderita HIV ini bagai fenomena gunung es masih banyak yang belum kita jangkau,” cetusnya jugaAti juga menjelaskan diantara penderita HIV ini ada dua anak yang tertular dari ibunya dan seorang balita usia 1 tahun, 11 ibu hamilProsentasi penderita HIV laki-laki 71 persen dan 29 persen perempuanSekitar 54 persen penularan HIV/AIDS ini menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Sedangkan sisanya hubungan seks dengan bergantian pasanganKepada para penderita HIV ini, Dinkes Kota Tangerang akan memberikan layanan jarum suntik steril (LJSS) dan sebagian besar para penderita ini belum beralih ke terapi metadonAda tiga tempat yang menyediakan layanan jarum suntik sebagai pengganti putauw yakni di Karawaci, Gondrong dan Batuceper
”Mereka (para penderita HIV) akan dibuat fly agar lupa narkoba,” ujar Ati lagiAdapun pemeriksaan awal adalah konseling darah yang diambil diperiksa positif, lalu setiap bulan penderita HIV itu akan dikontrol sel darah putih yang kurang dari 200 diberi obat Anti Retroviral Virus (ARV) secara cuma-cuma di RSU Tangerang dan tahun depan akan diadakan di RS Usada InsaniSedangkan untuk terapi methadon dengan minum sirup bisa dilakukan di Klinik Methadon di Jalan Hasyim Ashari, Kecamatan Cipondoh(gin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Bukti Dugaan Skandal Rp 300 M
Redaktur : Tim Redaksi