Ada 98 Transaksi Teroris

Rabu, 19 Mei 2010 – 04:56 WIB

JAKARTA -   Mabes Polri terus menelusuri mata rantai pendanaan organisasi terorismeKali ini kepolisian meminta Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) untuk intensif melakukan pengecekan terhadap transaksi perbankan yang diduga terkait dengan aksi terorisme

BACA JUGA: Densus Tangkap Perakit Robot

Ketua PPATK Yunus Husein menjelaskan, data terakhir ada 98 transaksi yang dicurigai
"Ada 30 yang sudah kami berikan ke penyidik Mabes Polri," ujarnya saat rapat dengan Komisi III (bidang hukum) DPR kemarin.

Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum itu menambahkan, PPATK sebatas menganalisa transaksi

BACA JUGA: Ungkap Peran Johny Allen, Risco Datangi KPK

"Pelacakan berikutnya itu sudah wewenang polisi," kata Yunus
Update data dilakukan tiap bulan sekali

BACA JUGA: Jadi Terdakwa, Ismeth Diijinkan Nyoblos di Pilkada

"Atau jika ada permintaan langsung dari penyidik, misalnya saat kasus Bom Marriott lalu," tambahnya.

Khusus terkait jaringan Aceh, Yunus mengaku belum menemukan"Detailnya saya kurang hafalTapi, memang ada satu rangkaian panjang yang saling kait mengait," katanyaMabes Polri memang sedang mencari sumber dana latihan teroris di AcehDari penelusuran sementara, sudah ada dana sampai Rp 1 miliarNamun, dana itu tidak ditransfer menggunakan akun perbankan, melainkan cash on hand (terima langsung)

Sumber Jawa Pos di lingkungan anti teror menjelaskan, sekarang ada tim kecil di Densus 88 yang ditugaskan khusus untuk mengurai pendanaan jaringan Aceh"?Jadi, dibedakan antara tim pemburu, analis, dan penindak," katanya kemarinUntuk dana, simpul utama jaringan ini sudah tertangkapYakni, bendahara kelompok yang bernama Luthfi Haedaroh alias UbeidResidivis kasus terorisme yang pernah menyembunyikan Noordin itu ditangkap di Medan 12 April lalu di Medan

Dari mulut Ubeid lah, tiga orang yang lain dicidukMereka adalah  Haris Amir Falah, Haryadi Usman dan dr Syarif UsmanHaris menyumbang Rp 400 juta, Haryadi Rp 150 juta dan dr Syarif Usman 200 jutaHaris yang menjabat sebagai Ketua (amir) Jamaah Ansharut Tauhid DKI Jakarta itu ditangkap 6 Mei lalu di kantor sekretariatnya di Pejaten, Jakarta selatanHaryadi ditangkap di rumahnya di Bekasi dan Syarif ditangkap di hotel Sofyan, Cikini, Menteng

Menurut sumber Jawa Pos, sudah ada rekonstruksi yang dilakukan dengan menghadirkan figuran menggunakan name tag Abu Bakar Ba"asyir saat empat orang itu (Ubeid, Haryadi, Haris, Syarif) itu bertemu dengannya di Pejaten"Mereka mengakui kalau ada dana yang disalurkan menggunakan cover infaq jamaah," katanyaUang itu salah satunya dititipkan pada Maulana (tewas di Cawang 12/05) untuk membeli senjata dan mengambil peluncur granat dari MindanaoUntuk itu, Maulana menugaskan Rosikin Noor berangkat ke FilipinaNamun, Rosikin tertangkap sebelum sempat memesan tiket pesawat ke Manado (10/05)

Pengakuan Ubeid Cs yang membawa-bawa nama Abu Bakar Ba"asyir itu sudah dibantah oleh pimpinan Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo ituMenurut ustad Abu, polisi memfitnah dan sengaja mengkait-kaitkan dirinya dengan para teroris (JP 16/05)Senin lalu (17/05), tim kecil Densus yang dipimpin oleh Kombes Herry Rudolf juga menangkap Abdur Rahman dan Abdul Rahim di SoloMereka diduga dititipi oleh Heri Suranto (warga Semanggi Solo, ditangkap Jumat 14/05) sebuah CD yang ternyata berisi dokumen penting

Tim pemburu Densus 88 sekarang juga menarget trio maut Abdullah Sonata, Abu Tholut dan Upik Lawanga"Sonata merekrut kader-kader baru, Abu Tholut ahli gerilya dan senjata api, sedangkan Upik jago meracik bom-bom kecil," kata perwira muda ituSonata pernah menerima remisi sampai satu tahun dari Kementrian Hukum dan HAMSeharusnya, pria asal Bambu Apus, Jakarta Timur itu baru bebas pada 4 Juli 2012Namun, ternyata Sonata sudah keluar dari LP Cipinang sejak Maret 2009

Abu Tholut juga residivisDia pernah divonis karena memiliki senjata api pada 11 Mei 2004 (JP 17/05)Tiga tersangka yang ditangkap di Jakarta pada 6 Mei lalu juga mengaku mengenal Abu Tholut dan pernah memberi dana untuk "jihad" di AcehSedangkan Upik Bulaga alias Upik Lawanga adalah pakar bom termos (rangkaian bom yang diletakkan di bawah termos, jika termos diangkat bom meledak) yang diburu sejak 2006Upik diduga sempat datang ke Jatiasih, Bekasi untuk bertemu Noordin pada Februari 2009Saat itu, Upik sudah akan disergap, namun lolos

Dalam jaringan ini, Upik adalah satu-satunya orang yang pernah magang membuat bom pada Dr Azahari sebelum tewas disergap di Malang 2005"Dia spesialis membuat bom kecil, ringan dan gampang didetonasi," kata sumber ituBom buatan Upik tidak membunuh dalam skala besar"Jarak efektif bomnya satu hingga dua meter," katanyaAnalisa ini didapatkan dari olah balistik bom termos Upik yang melegenda di kalangan teroris alumni konflik Poso

Sementara itu, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengapresiasi upaya penanggulangan gerakan terorisme yang dilakukan Mabes PolriPendekatan keamanan yang dilakukan saat ini sudah tepatDia bahkan mendukung penuh apabila teroris ditembak mati"Nggak apa-apaAgar ada sikap keras dari negara karena teroris sangat berbahaya dan mengancam kehidupan kita sehari-hariBahaya yang dibawa lebih besar dan serius," kata Mahfud di gedung MK kemarin (18/5).

Mahfud juga tidak sepakat apabila upaya tegas itu dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM)Menurut dia, bahaya yang ditimbulkan oleh terorisme jauh lebih besar daripada sekadar mempersoalkan pelanggaran HAM"Saya tidak suka setiap tindakan tegas selalu dikecam melanggar HAMSelama ini bisa dibuktikan dan meyakinkanTidak ada masalah," kata alumni Universitas Islam Indonesia (UII) ini.

Mahfud menilai, pendekatan agama dan budaya sudah pernah dilakukan pemerintahNamun, itu terbukti tidak efektifKarena itu, menurut dia, pendekatan keamanan yang dilakukan saat ini sudah cukup bagus."Sejauh yang ditembak oleh polisi adalah teroris, nggak apa-apa," katanyaNamun, imbuh dia, polisi harus mampu membuktikan bahwa mereka yang tewas dalam penggerebekan itu adalah benar-benar terorisSeperti yang selama ini sudah dilakukan pada sejumlah buronan kasus terorisme"Yang terakhir ini mudah-mudahan bisa dibuktikan," katanya.

Kemarin sekitar pukul 10.45 pihak keluarga Ahmad Maulana teroris yang ditembak mati Densus 88 di Cawang datang ke Gedung Instalasi Kedokteran ForensikMereka datang menggunakan dua mobil Avanza bernopol B 1751 FT dan B 9414 GQRombongan tersebut adalah kerabat, ibu, istri dan dua adik perempuannya"Itu memang jenazah MaulanaKami mau menjemputnya," kata Fahmi, seorang kerabat Maulana sebelum memasuki ruang tersebutSedangkan ibu, dan keluarga yang lain tidak mau berkomentar apapun

Kepada para wartawan, Fahmi mengatakan, sebelumnya pihaknya telah menyerahkan data-data Maulana seperti sidik jari, DNA dan fotoDan menurut polisi, jenazah itu memang Maulana, keluarganyaSekitar dua jam kemudian, jenazah Maulana dikeluarkan dan langsung dibawa menggunakan mobil jenazah"Mau dimakamkan Pondok Petir Sawangan Depok," ucap Fahmi sebelum pergiBerarti hingga kemarin masih ada tiga teroris yang belum diambil keluarganyaYakni Ujang Michrodin alias Abu Abi, Dani Ramdani, dan satu lagi masih mister X(rdl/ dyn/aga/ kuh/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Paham Keuangan, Kada jadi Pesakitan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler