Ada-ada Saja Alasan Istri Ceraikan Suami

Rabu, 25 November 2015 – 09:33 WIB

jpnn.com - CIREBON -  Data yang tercatat di Pengadilan Agama Kota Cirebon, Januari hingga Oktober 2015 terdapat kasus cerai gugat 565. Angka itu dua kali lebih banyak dibandingkan cerai talak yang hanya 248 kasus. Total, hingga Oktober terdapat 813 perceraian.

Khusus Oktober 2015 saja, ada 67 kasus cerai gugat, sedangkan cerai talak 20 kasus.  Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Kota Cirebon, Atikah Komariah menyebutkan, tahun 2014 tercatat sebanyak 900 kasus diantaranya 614 cerai gugat dan 286 cerai talak.

BACA JUGA: Miriss... Bandar Narkoba Itu Ternyata Anak Mantan Anggota DPRD

"Sejak 2014 kasus cerai gugat selalu lebih banyak daripada cerai talak. Artinya para istri yang menggugat cerai suami, di tahun 2015 pun sama, lebih banyak cerai gugat," katanya kepada Radar Cirebon (Jawa Pos Group), kemarin (23/11).

Atikah menjelaskan, banyak faktor pemicu istri gugat cerai suami. Mulai dari faktor ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, perbedaan prinsip, hingga perselingkuhan. Namun, kata Atikah, kasus perceraian banyak disebabkan faktor ekonomi.

BACA JUGA: Ternyata Ini yang Bikin Bali Diusulkan Daerah Wisata Syariah

"Ada pasangan yang suaminya baru dua bulan kerja di luar kota, istri menggugat cerai dengan alasan takut suaminya selingkuh. Padahal kalau mau sabar dan percaya, gak akan cerai. Banyak juga karena faktor ekonomi, istri lebih mandiri dan bisa cari uang sendiri akhirnya dengan mudah gugat cerai," jelasnya.

Seperti cerita  salah satu perempuan yang menduduki jabatan tertinggi di sebuah perusahaan ini. Sebut saja Kenanga. Dia sudah cerai dengan suaminya sejak dua tahun yang lalu. Ia menggugat cerai sang suami karena merasa mampu menghidupi anak-anaknya.

BACA JUGA: Gubernur: Konsep Wisata Syariah di Bali Usulan Aneh!

"Padahal saya sendiri gak masalah penghasilan suami lebih sedikit, saya maklum. Tapi lama kelamaan kok kita gak bisa menahan ego masing-masing, suami selalu membahas itu dan dia maksa saya berhenti kerja. Kenyataannya kan gak bisa, tuntutan ekonomi sekarang tinggi, kalau saya gak kerja kebutuhan rumah tangga gak cukup. Akhirnya saya gugat cerai suami," ungkapnya.

Sama halnya dengan kasus yang dialami duda anak satu ini. Sebut saja Boy. Boy digugat cerai istrinya karena alasan faktor ekonomi. Sebagai seorang suami, Boy mengaku sudah memberikan apa yang dibutuhkan istri dan keluarganya. Namun, tuntutan ekonomi dan gaya hidup saat ini membuat istri Boy merasa kurang dipenuhi kebutuhannya.

"Saya udah tahan-tahan sih supaya gak cerai, kasih pengertian juga ke istri. Tapi susah ya karena memang gaya hidup teman-temannya yang mewah,” bebernya.

Ada juga cerita dari sebut saja Wangi. Wangi menggugat cerai suaminya pada awal tahun 2015. Alasannya menggugat cerai karena ia mengaku tak kuat dengan ulah sang suami.

"Bawaannya curiga terus karena sekarang banyak banget media sosial, kayak facebook atau lewat BBM (Blackberry Messanger, red), dan ternyata terbukti ada akun yang dibuat mantan suami untuk berkomunikasi dengan perempuan lain. Akhirnya saya gugat cerai," kata wanita dua anak itu. (mike/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsep Wisata Syariah Ditolak Warga Bali!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler