jpnn.com - JAKARTA - Intensitas penangkapan terduga teroris yang menanjak sebelum Hari Raya Natal dipastikan karena ada ancaman teror saat perayaan hari tersebut. Hal itu merupakan bagian dari upaya Mabes Polri untuk mengantisipasi terjadinya teror.
Sesuai data Mabes Polri dalam dua hari berturut-turut, terdapat tiga terduga teroris yang ditangkap. Perinciannya, pada Minggu (21/12) malam terjadi penangkapan pada terduga teroris Tony Sangaralo Lamongan Jawa Timur.
BACA JUGA: Kubu Djan Faridz Nilai Din Layak jadi Mediator Islah PPP
Lalu, pada Senin (22/12) seorang terduga teroris bernama Adi Margono diringkus di Banyuwangi Jatim, dan pada hari yang sama dengan penangkapan Adi, terduga teroris lain bernama Dodi Kuncoro dibekuk di Sukoharjo Jawa Tengah.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Ronny F Sompie menjelaskan, pihaknya memang melakukan penangkapan terhadap ketiganya karena dikhawatirkan mengancam saat perayaan natal dan tahun baru.
BACA JUGA: Kapolri Imbau ke Gereja tak Perlu Bawa Bungkusan
"Ini sesuai instruksi dari Kapolri agar dilakukan antisipasi, sebelum terjadi teror. Sehingga, umat yang merayakan natal bisa beribadah dengan aman dan nyaman," paparnya.
Harapannya, lanjut dia, dengan penangkapan ketiganya tidak akan ada teror yang terjadi hingga akhir tahun. Dengan begitu, strategi yang dirancang Kapolri Jenderal Sutarman benar-benar berjalan dengan efektif.
BACA JUGA: Politikus PKS Minta Isu Perwira Polri Miliki Rekening Gendut Diusut
"Tentunya, tujuannya semua bisa tenang," tuturnya.
Ketiga orang terduga teroris tersebut, juga dipastikan terhubung dengan sejumlah terduga teroris yang telah tertangkap.
"Mereka masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), tentu wajar kalau harus ditangkap dulu," paparnya.
Soal peran ketiga terduga teroris, dia menjelaskan bahwa peran ketiganya berbeda-beda. Ada yang berperan sebagai pencari dana dengan melakukan perampokan, lalu ada juga terduga teroris yang berperan sebagai pelatih dan ahli elektrik sebagai pemicu bahan peledak.
"Perannya, kami masih dalami lagi," tuturnya.
Namun, diprediksi ketiganya ada hubungannya dengan sejumlah pristiwa terorisme. Seperti, pelatihan terorisme di Aceh dan gerakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Dia menjelaskan, semua itu nanti akan dibuktikan di pengadilan.
"Yang pasti, dalam penangkapannya diupayakan lebih humanis," ujarnya.
Terkait barang bukti apa yang disita dalam penangkapan tersebut, Ronny mengaku masih belum mendapatkan penjelasan dari Komandan Densus 88 Anti Teror.
"Nanti, tentu akan kita ungkapkan," paparnya.
Namun, langkah Polri tidak berhenti disitu. Untuk memastikan keamanan perayaan natal, maka ada sejumlah lokasi yang telah disterilisasi dari gangguan bom dan bahan yang mudah meledak. Di antaranya tempat peribadahan, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan.
"Setiap Polda telah mengerahkan tim Gegana untuk membersihkan semuanya dan mendeteksi adanya bom di lokasi yang diperkirakan rawan. Sterilisasi itu telah dilakukan sejak 24 Desember dan akan terus dilakukan hingga 31 Desember," terangnya.(idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurtubi Dorong Penghapusan Sistem Kuota BBM
Redaktur : Tim Redaksi