jpnn.com, JAKARTA - Keberatan sejumlah negara muslim terkait rencana pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel tak akan didengar Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pasalnya, Trump sudah mengantongi dukungan kekuatan terbesar di Timur Tengah, dan salah satu negara muslim paling berpengaruh, Arab Saudi.
BACA JUGA: Presiden Ganteng Ingatkan Trump Tak Seenaknya Soal Yerusalem
Demikian disampaikan Penasihat Indonesian Society for Middle East Studies, Smith Alhadar, dalam wawancara live bersama CNN Indonesia beberapa saat lalu, Selasa (5/12).
Menurutnya, Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) justru terlibat aktif dalam menentukan arah kebijakan luar negeri AS terkait konflik Israel-Palestina.
BACA JUGA: Rencana Trump terkait Yerusalem Ditentang Anak Buah Sendiri
Bersama menantu Trump, Jared Kusner, dia telah menyusun sebuah rencana besar untuk mengakhiri konflik tersebut.
"Mereka telah sampai kepada kesimpulan bahwa masalah Palestina dapat diselesaikan dengan cara Palestina dimerdekakan di sebagian Tepi Barat dan Jalur Gaza," lanjut Smith.
BACA JUGA: Kecam Kebijakan Trump Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Konsep perdamaian buatan Arab Saudi dan AS itu juga menyebutkan bantuan keuangan dan pembebasan ribuan tahanan Palestina.
Selain itu, lanjut Smith, harus disadari juga bahwa pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah janji kampanye Trump. Karena itu, Trump pasti akan berusaha mewujudkannya sebelum Pemilu Presiden AS 2020.
"Itu (Yerusalem ibu kota Israel) merupakan janji Donald Trump ketika kampanye untuk memuaskan pendukungnya di sayap kanan dan gereja evangelis. Jadi, kalau dia belum melakukan sekarang, ke depan pasti akan dilakukan," jelas Smith. (ald/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aliansi Bergeser, Pemberontak Serbu Rumah Eks Presiden
Redaktur & Reporter : Adil