jpnn.com - Sebagian besar perempuan tentu biasa mengalami gejala premenstrual syndrome atau PMS.
Gejalanya bisa berupa perut terasa kembung, kram, suasana hati tidak menentu, gampang lelah dan masih banyak lagi.
BACA JUGA: Berbicara Sendiri Membuat Anda Cerdas
Dalam beberapa kasus, bahkan gejala PMS ada yang begitu ekstrem hingga menimbulkan kecemasan (anxiety) dan depresi.
Plus, karena depresi dan kecemasan berkaitan dengan gejala PMS, masuk akal jika seseorang yang telah memiliki salah satu dari kondisi ini mungkin mengalami perubahan mood.
BACA JUGA: 5 Buah Terbaik untuk Pertumbuhan si Kecil
Meskipun ada solusi seperti over-the-counter untuk kram dan perubahan gaya hidup yang disarankan untuk membantu gejala PMS, bila dikombinasikan dengan diagnosis kegelisahan yang ada, maka aturan yang ada tentunya menjadi tidak lagi valid lagi.
"Kadar estrogen rendah bisa menimbulkan kecemasan," kata dokter kandungan dan ahli bedah," kata Dr. Prudence Hall, seperti dilansir laman Sheknows, Senin (6/11).
BACA JUGA: Pemerintah Belum Perhatikan Pelayanan Kesehatan di Nias
" Waktu menstruasi adalah saat estrogen mencapai titik terendah dalam siklus wanita," jelas Hall.
“Hal ini menyebabkan semua gejala PMS, termasuk kecemasan. Bukan periode yang menyebabkan kegelisahan, tapi rendahnya kadar estrogen yang terjadi selama suatu periode. Estrogen rendah menyebabkan kegelisahan, depresi, kelelahan dan nyeri pada tubuh," tambah Hall.
Fahimeh Sasan, seorang OB-GYN di Rumah Sakit Mount Sinai di New York, mengatakan metode kontrasepsi seperti pil bisa membantu mengurangi gejala PMS.
"Jika Anda tidak berovulasi, maka Anda tidak mengalami perubahan hormon, jadi pastinya pasti bisa membantu PMS," kata Sasan.
Kita semua memiliki mekanisme penanganan yang berbeda untuk menangani hal ini, tapi ingatlah untuk peduli pada diri Anda sendiri setiap saat.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anda Kurang Tidur? Inilah 7 Dampak Buruk Bagi Kesehatan
Redaktur & Reporter : Fany