JAKARTA - Keputusan pemerintah tentang penurunan harga BBM ternyata tak selamanya disambut positifFraksi PDI Perjuangan di DPR yang selama ini menempatkan diri sebagai oposan pemerintah justru menilai adanya ketidakjujuran dalam penurunan harga BBM jenis permium menjadi Rp 5000 per liter dan solar Rp 4800 per liter.
"Kami menangkap ketidakjujuran pemerintah dalam menurunkan ini
BACA JUGA: Arbitrase Newmont ada Harapan Menang
Sekarang harga minyak USD 43 per barelBACA JUGA: Sewaktu-waktu Harga BBM Naik Lagi
Lantas sisa yang Rp 1400 kemana?" ujar Ketua FPDIP Tjahjo Kumolo dalam jumpa pers FPDIP di DPR RI, Senin (15/12).Tjahjo menambahkan, saat ini kebutuhan premiun per hari sebanyak 58 juta liter
BACA JUGA: Billy Minta JPU Buktikan Tas Hitam
"Kok tega-teganya pemerintah mengambil keuntungan, sekarang ini tidak ada subsidi," tandas Tjahyo.Mantan politisi politisi Golkar itu menambahkan, jika pemerintah masih berkelit bahwa penurunan harga itu sudah dilakukan secara transparan dan melibatkan konsultan asing, maka DPR masih punya hak untuk mengauditKarenanya, sambung Tjahjo, Panitia angket BBM justru harus jalan terus untuk mempertanyakan penurunan harga BBM.
Di tempat sama, Sekretaris FPDI Perjuangan, Bambang Wuryanto justru menuding penurunan harga BBM masih sebatas mencari insentif politik untuk mendongkrak popularitas SBYBahkan, sambung Bambang, rakyat tidak diberi data yang sebenarnya.
"Kalau begini rating SBY bagusKalau pas pemilu pilpres nanti turun jadi Rp 2.500 ya sudah pasti jadi juaraTetapi ketika rakyat sedang menderita, apa pantas pemerintah berbisnis dengan rakyat," ketusnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berharap Putusan Seperti Jatim
Redaktur : Tim Redaksi