jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kabar terkini soal utang negara.
Sri Mulyani membeberkan pembiayaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui utang turun sangat tajam pada April 2022.
BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani Ungkap Tiga Kondisi Berat Perekonomian saat Ini, Aduh
"Yakni 62,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy)," ucap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa Mei 2022 di Jakarta, Senin (23/5).
Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu mengatakan realisasi pembiayaan utang pada April 2022 mencapai Rp 155,9 triliun, menurun dari April 2021 yang sebesar Rp 414,9 triliun.
BACA JUGA: Tips dari Menkeu Sri Mulyani Buat Pengusaha, Ekspor Dijamin Gacor
"Hal ini menggambarkan APBN sudah mulai konsolidasi atau pemulihan," ujar Sri Mulyani
Sri Mulyani mengungkapkan realisasi pembiayaan utang pada bulan lalu dilakukan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp 142,2 triliun dan pinjaman neto senilai Rp 13,6 triliun.
BACA JUGA: Menteri Keuangan Sri Mulyani: Ini adalah Fenomena Stagflasi
Penerbitan SBN neto pada April 2022 menurun 65,9 persen dari April 2021 yang sebesar Rp 416,7 triliun, begitu pula dengan pinjaman neto yang turun 857,2 persen dari sebesar minus Rp 1,8 triliun pada bulan April tahun lalu.
Sri Mulyani menjelaskan penurunan yang sangat tajam dari penerbitan SBN merupakan salah satu bentuk menjaga ketahanan APBN dari tren kenaikan suku bunga global yang makin tinggi.
"Yang paling utama adalah penurunan dari jumlah penerbitan SBN agar mengamankan APBN dari risiko pasar," ungkapnya.
Di sisi lain realisasi berbagi beban alias burden sharing dengan Bank Indonesia pada tahun ini hingga April mencapai Rp 30,17 triliun, yang terdiri dari penerbitan surat utang negara (SUN) sebesar Rp 15,43 triliun dan surat berharga syariah negara (SBS) Rp 14,74 triliun.
Burden sharing sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) I tahun 2022 dilaksanakan dengan hati-hati, termasuk lelang tambahan (greenshoe option) dan private placement yang secara terukur dengan tetap menjaga kredibilitas pasar dan pertimbangan kondisi kas. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul