Menkeu Sri Mulyani Ungkap Tiga Kondisi Berat Perekonomian saat Ini, Aduh

Senin, 23 Mei 2022 – 18:39 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dunia sedang dihadapkan pada Tripel chalange atau tiga kali lipat tantangan yang sama beratnya dari sisi ekonomi. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dunia sedang dihadapkan pada Triple challange atau tiga kali lipat tantangan dari sisi ekonomi.

Adapun triple challange itu ialah inflasi tinggi, suku bunga tinggi, dan pertumbuhan ekonomi yang melemah.

BACA JUGA: Tips dari Menkeu Sri Mulyani Buat Pengusaha, Ekspor Dijamin Gacor

Menurut Sri Mulyani, tiga hal itu akan sangat memengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

Pertama, yakni inflasi pada harga komoditas dunia.

BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani Bilang Usulan Kenaikan Tarif Listrik Sudah Disetujui Presiden

"Harga komoditas dunia melonjak tajam tahun ini karena perang Rusia dan Ukraina sehingga menyebabkan inflasi tinggi," ujar Sri Mulyani pada konferensi pers APBN Kita edisi Mei 2022, Senin (23/5).

Sri Mulyani mencatat harga komoditas yang naik tajam, di antaranya gas alam naik 125,8 persen secara year-to-date, bartu bara 166,1 persen, minyak brent 45,7 persen, minyak sawit mentah (CPO) 20,9 persen, gandum 55,6 persen, jagung 31,5 persen, kedelai 28,1 persen, dam biji-bijian 15,5 persen.

BACA JUGA: Pulang dari Amerika Serikat Menkeu Sri Mulyani Khawatir soal 2 Hal Ini

Selain itu, pertumbuhan ekonomi di berbagai negara juga mengalami tekanan, bahkan mengalami inflasi tertinggi dan mencapai rekor baru selama 40 tahun.

Berdasarkan catatan inflasi, Brasil meningkat sebesar 12,1 persen, Amerika Serikat 8,5 persen, Inggris sembilan persen, Afrika Selatan 5,9 persen, dan Australia 7,7 persen.

Merespons catatan itu, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan sampai detik ini inflasi di Indoenesia tetap akan dikendalikan, seperti memberikan subsidi dan upaya menjaga stabilitas.

Lebih lanjut, akibat inflasi yang kuat beberapa bank sentral di berbagai negara menaikan suku bunga acuan untuk meredam jumlah uang beredar.

"Saat suku bunga tinggi, biaya rumah tangga dan dunia usaha menjadi mahal. Alhasil pertumbuhan ekonomi akan melambat," kata Menkeu Sri Mulyani. (mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler