jpnn.com, JAKARTA - Kabar baik datang dari Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk peternak rakyat.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menyatakan perum siap melaksanakan penugasan pemerintah untuk menyediakan dan menyalurkan jagung pakan ke tingkat peternak dengan harga acuan pembelian (HAP).
BACA JUGA: Anggota DPRÂ Ingin Lahan di Kawasan Danau Toba Dimaksimalkan untuk Produksi Jagung
Adapun HAP di tingkat peternak rakyat yaitu Rp 4.500 per kilogram.
“Tingginya harga jagung di petani ini diharapkan mencerminkan kesejahteraan petani jagung, namun di sisi lain berdampak kepada ribuan peternak mandiri yang kelimpungan dengan kenaikan harga pokok produksi," ujar Awaludin.
BACA JUGA: Setelah Dipecat KPK, Rasamala Mengisi Waktu di Kampung, Bertani Jagung
Awaludin menegaskan Bulog siap menyalurkan jagung dengan selisih harganya akan dibiayai pemerintah sebagai subsidi ke peternak.
Dia menjelaskan proses penyaluran jagung bersubsidi akan dilakukan melalui koperasi peternak sasaran yang ditunjuk.
BACA JUGA: Kementan Bakal Bangun Sentra Jagung Besar-besaran di 3 Daerah Ini
Koperasi akan menjual harga jagung kepada peternak seperti yang ditetapkan oleh presiden.
Bulog juga mulai membuka jaringan pasokan dengan bertemu para petani jagung, pengepul, dan pemilik jagung lainnya. Pertemuan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, merupakan salah satu upaya Bulog membuka jaringan pasok.
Awaludin mengatakan Bulog juga masih menunggu penetapan harga beli jagung oleh pemerintah. Harga beli inilah yang akan menjadi dasar perhitungan bagi pelaksanaan penugasan oleh Bulog dan perhitungan subsidi kepada peternak sasaran.
"Sambil menunggu penetapan harga beli jagung dalam program ini, Bulog telah berkoordinasi dengan jaringan pemasok jagung. Begitu harga beli jagung ditetapkan, kami segera menggerakkan jaringan suplai yang sudah dibentuk untuk penyiapan pasokan," tambahnya.
Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk menyediakan jagung pakan untuk peternak rakyat dengan harga yang sesuai dengan HAP yakni Rp 4.500 per kg sebanyak 30 ribu ton. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia