jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berbagi kabar gembira soal likuiditas perbankan pada Agustus 2021.
Perry menyebutkan likuiditas perbankan pada Agustus merupakan yang terbesar dari yang pernah terjadi.
BACA JUGA: Sah! BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen
Hal itu, kata dia, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi yakni 32,67 persen.
"Ini melimpah, sehingga likuiditas di perbankan saat ini sangat tinggi," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dikutip dari Antara, Rabu (21/9).
BACA JUGA: BI Buka-bukaan soal Keuntungan Transaksi LCS, Mantap!
Menurut Perry longgarnya likuiditas terjadi salah satunya karena besarnya penambahan likuiditas atau quantitative easing BI di perbankan.
Bank Sentral tercatat mengguyur perbankan sebesar Rp 122,30 triliun sejak awal Januari hingga 17 September 2021.
BACA JUGA: Kabar Baik dari BI soal Isu Tapering The Fed, Alhamdulillah
Selain itu, pembelian SBN di pasar perdana oleh BI untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp 139,84 triliun sejak Januari hingga 17 September 2021.
"Itu juga mendorong besarnya likuiditas perbankan," ungkap Perry.
Perry Warjiyo memerinci pembelian SBN terdiri dari Rp 64,38 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp 75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).
"Karena besarnya likuiditas itu, bank sentral terus mengajak perbankan untuk menyalurkan kredit," ujar Perry.
Di sisi lain, BI, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), akan terus mengatasi berbagai permasalahan baik di perbankan maupun sektor riil dalam mendorong kredit.
Perry optimistis ekonomi Indonesia akan terdorong lebih tinggi lagi.
"Likuiditas longgar, peningkatan penyaluran kredit, percepatan vaksinasi, dan turunnya COVID-19 varian Delta kami harap jadi pendorong perekonomian," tegas Perry. (antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia