jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah warga Blok Limbah, Blok Empang, dan Blok Eceng di Muara Angke, Jakarta Utara mendatangi Balai Kota, DKI Jakarta tempat Gubernur Anies Baswedan bekerja.
Sembari menenteng jeriken kosong, warga yang terdiri dari anak kecil hingga orang dewasa itu berteriak membutuhkan air untuk wilayahnya.
BACA JUGA: Anies Baswedan Ingatkan Warga Jakarta soal Ini, Ada Kalimat Sadar
"Air, air, air,“ teriak warga yang hadir.
Suasana memilukan. Tak lama berselang, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris keluar dan menghampiri mereka.
BACA JUGA: Dihukum PTUN karena Sengsarakan Warga, Anies Baswedan Pamer Foto
Kepada Afan, salah satu warga Muara Angke bernama Nurweni menjelaskan maksud kedatangan mereka.
Nurweni mengatakan, sejak pertama kali kampungnya berdiri sekitar tahun 1980 hingga saat ini, tidak ada layanan air minum dari Pemprov DKI Jakarta.
BACA JUGA: Warga Kesulitan Air Bersih, Pemprov DKI Bakal Sediakan Kios Air, Bayar?
Dengan suara bergetar, Nurweni bilang bahwa warga selama ini mengonsumsi air minum dengan cara membeli air isi ulang maupun kemasan botol.
“Sedangkan untuk kebutuhan cuci mandi, kami menggunakan air yang bersumber dari air tanah dalam dan pikulan," kata Nurweni di depan kantor Anies Baswedan pada Selasa (22/2).
Menurut dia, kebutuhan air minum dan masak satu keluarga per hari mencapai Rp 13.000, sementara air untuk mandi dan mencuci sebanyak Rp 25.000 tiap hari.
Bila dikalkulasikan, satu keluarga bisa menghabiskan biaya Rp 1,14 juta per bulan hanya untuk air bersih.
“Masa kami dipaksa kaya, Pak. Kami satu hari kan kebutuhan minimal tiga pikul yang harganya 15 ribu, coba dikali 30, berapa kalau satu tahun,” kata dia.
Menanggapi hal itu, Afan mengatakan BUMD PAM Jaya sudah merencanakan penempatan kios air untuk pemenuhan kebutuhan air bersih warga Muara Angke pada tahun ini.
"PDAM tahun ini akan membangun kios air. Lokasi yang ada di kampung ini ada tiga kampung kan? Blok Empang, Blok Limbah, Blok Eceng, itu sudah masuk dalam program yang akan dikerjakan PDAM pada tahun ini," jelas Afan.
Nurweni lalu menyanggah jawaban Afan dan meminta kepastian mengenai waktu resminya kios air mulai tersedia di tempat mereka.
"Kalau kami harus menunggu lama, terus minum harus air apa, Pak? Kami sudah minum air tanah, air kali. Pak, kami minta keputusan bulan dan tanggalnya," kata Nurweni.
Afan belum bisa menyebut waktu pasti kios air akan dipasang. Namun, Afan menjamin dirinya akan meminta PAM Jaya mempercepat proses tersebut.
Tiga kampung di Muara Angke itu memiliki jumlah penduduk 4.068 jiwa atau 1.286 keluarga. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Adek
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi