Ada Oknum Tentara di Kapal Karam

38 Mayat Ditemukan, Seluruh Imigran Dipindahkan

Kamis, 22 Desember 2011 – 14:05 WIB

BLITAR-Kasus mafia lokal sindikat people smuggling kembali melibatkan oknum tentaraSetelah Peltu S, Praka K, dan Praka Ka (tiga oknum Koramil Besuki, Red), hasil penyidikan lanjutan kembali mengarah ke seorang oknum tentara lagi

BACA JUGA: Kapolri Minta Warga Waspada Teror Bom



Dia adalah Serka Mk, anggota Kodim Sampang
Menurut sebuah sumber di tim gabungan Bareskrim Mabes Polri-AFP, pengembangan ini bermula dari pemeriksaan tiga orang itu, dan juga istri Bambang

BACA JUGA: Anas Bantah Terima Duit dari Penipu PNS

Rupanya, ketika terdengar kabar ada kapal karam Sabtu (17/12) lalu, dan sejumlah imigran berhasil diselamatkan, Praka Ka langsung datang ke Pantai Prigi
"Dia (Praka Ka, Red), khawatir jangan-jangan itu kapal yang dia atur untuk berangkat," paparnya

BACA JUGA: Indonesia Tambah Tiga Kapal Selam

Kekhawatirannya terbukti.

Dia kemudian langsung menghubungi istri Bambang (pemilik kapal di Pantai Popoh, Red)Rupanya, percakapan yang intinya berisi tentang permintaan Praka Ka agar NyBambang tutup mulut (dan juga bercerita mengenai siapa saja yang terlibat) direkamRekaman inilah yang kemudian membuat ketiganya tak bisa mengelak lagi

Juga dari rekaman inilah yang kemudian memunculkan keberadaan Serka MkAlur ceritanya beginiSerka Mk mendapat order mengirim para imigranKarena pantai Popoh yang dipilih sebagai tempat berangkat, Serka Mk kemudian mencari koleganya di TulungagungUntuk itu, ia memanfaatkan istrinya yang bekerja sebagai seorang PNS di Koramil Kedungmangu, Tulungagung

Istrinya itu kemudian bertemu Budi, juga seorang PNS di Koramil KedungmanguBudi inilah yang kemudian mempertemukannya dengan Peltu S, Praka K, dan Praka KaMasih simpang siur mengenai berapa mereka mendapat upahNamun, perkiraan, masing-masing mendapat antara Rp 15 juta - Rp 20 juta

Ini adalah uang kecil bagi sindikat ituHitung-hitungannya sederhanaKe 34 imigran mengaku membayar antara USD 4.500 - USD 6.500Bila dikurskan dan di rata-rata, masing-masing membayar Rp 50 juta per orang, dan bila benar pengakuan imigran yang mengaku saat itu berangkat dengan lebih dari 200 orang, maka uang yang terkupul adalah Rp 10 miliarDan itu hanya untuk sekali pemberangkatan saja

Padahal untuk menyewa kapal, membayar nakhoda, dan mengatur pemberangkatan, paling banter hanya habis Rp 2 miliar bersih"Jadi, ini bisnis yang sangat menguntungkan," tuturnyaLalu dari mana Serka Mk mendapatkan ordernya" Ini yang masih ditelusuriTapi, sumber tersebut menyatakan bahwa kemungkinan ada oknum TNI lain yang terlibat

Selain itu, hasil pemeriksaan kemarin menunjukkan bahwa yang menjadi korlap adalah Praka Ka"Dialah yang mengatur segala sesuatunyaMulai dari titik kedatangan, hingga sampai naik perahu, dialah yang mengatur seefektif mungkinJadi begitu tiba, sudah langsung ada tim nelayan yang membantu mengangkut barang-barang, dan kapal sudah siap," tuturnyaSemua proses pemindahan empat bus imigran tersebut selesai tak lebih dari satu jam

Sementara itu, istri Serka Mk dan Budi kini diperiksa intensif di Mapolres TulungagungYang memeriksa adalah tim gabungan dari Polda Jatim-Bareskrim Mabes PolriKapolres Tulungagung AKBP Agus Wijayanto tak bersedia berkomentar ketika dimintai konfirmasi"Itu bukan kewenangan saya untuk menjelaskanLebih baik tanya langsung ke Bareskrim Mabes Polri, atau langsung ke Polda Jatim," ucap mantan Kasatlantas Polwiltabes Surabaya tersebut

Di bagian lain, Rifai Sudirman, salah satu dari dua orang lokal Indonesia yang terdampar di Pantai Sendangbiru akhirnya mengaku bahwa dialah yang menjadi juru mudi kapal nahas tersebutNamun, temannya yang satu masih belum bisa ditanyaiDengan pengakuan ini, polisi berharap bisa secepatnya menguak sindikat people smuggling yang ada

Di bagian lain, tim gabungan SAR berhasil menemukan 38 jenazah lagiRinciannya, 11 jenazah ditemukan di perairan Banyuwangi, sementara 27 lainnya ditemukan sudah di perairan BaliMenurut Wakapolda Jatim Brigjen Pol Eddi Sumantri, yang menemukan adalah KRI Untung Surapati

"Yang di perairan Bali awalnya sempat hendak dibawa ke Pelabuhan Benoa, karena jaraknya lebih dekatNamun, kemudian diputuskan ke Banyuwangi untuk dikumpulkan menjadi satu," tutur jenderal polisi bintang satu tersebutPengumpulan ini dimaksudkan agar lebih mudah untuk dilakukan identifikasi.

Selain 38 di Banyuwangi, tim SAR juga menemukan tiga lagi jenazah di pantai Sine dan Dlodo, TulungagungBerarti total ada 41 jenazah yang telah ditemukanDitambah dengan jumlah imigran yang selamat (49 orang), maka sudah ditemukan ada 90 penumpang di dalam kapal nahas tersebut.

Apakah ini sudah semua" Eddi mengatakan pihaknya sejauh ini masih belum memastikan jumlah sebenarnya"Tapi, kami berdasarkan asumsi jumlah penumpang yang terbesarTetap pencarian akan kami lanjutkan, dan radiusnya diperluas," ucap orang nomor dua di jajaran kepolisian Jawa Timur tersebut. 

Sementara itu, ke 34 imigran yang selamat kemarin telah dipindahkan semuanya dari Hotel Grand Mansion, Blitar, yang selama ini menjadi tempat penampungan sementaraMenurut Kepala Kantor Imigrasi Blitar Bambang Suhartono, pemindahan ini untuk memudahkan proses selanjutnya"Sudah kami pindahkan siang ini (siang kemarin, Red)," tuturnya

Bambang mengatakan bahwa sebenarnya ke 34 imigran yang selamat tersebut akan ditempatkan di rudenim (rumah detensi imigrasi) PasuruanNamun, karena kapasitasnya sudah penuh, maka hanya ditempatkan 17 saja"Sisanya yang 17 ditempatkan di Hotel Istana Permata, Juanda sebagai tempat penampungan di bawah pengawasan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya," terangnya(ano/tri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Sebut Pelapor Mesuji Provokator


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler