jpnn.com, JAKARTA - Akademisi Universitas Al-Azhar Suparji Ahmad menilai kompetisi sepak bola Euro 2020 dan Piala Amerika (Copa America) menjadi hiburantersendiri pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Semua pertandingan berjalan sangat menarik, dramatis, dan heroik" kata Suparji melalui layanan pesan, Minggu (11/7).
BACA JUGA: PPKM Darurat di Jakarta, Apa Kabar Soal Bansos? Sabar..
Pakar hukum pidana itu menyatakan masyarakat bisa mengambil pelajaran dari pertandingan pada dua kompetisi tersebut. Misalnya, pelajaran soal solidaritas dan sportivitas.
Suparji mencontohkan solidaritas para pesepak bola saat pemain Denmark saat Christian Eriksen kolaps di lapangan. "Dengan sigap, pemain baik kawan maupun lawan memberikan solidaritas kepada Eriksen," ujarnya.
BACA JUGA: Respons Moeldoko Perihal Mobilitas Penduduk Selama PPKM Darurat, Simak Kalimatnya
Adapun untuk sportivitas, Suparji meminta masyarakat Indonesia belajar dari Neymar dan Lionel Messi yang berpelukan setelah Argentina mengalahkan Brazil pada laga final Copa America.
Artinya, kata Suparji, rivalitas ada masanya, sedangkan sportivitas harus berlaku selamanya.
BACA JUGA: Brazil
"Setelah pertandingan, langsung bergandengan, itulah sportivitas. Tidak berlarut-larut dalam kekalahan, segeralah kembali pada fungsi masing-masing," ucap Suparji.
Oleh karena itu, dia mengharapkan bangsa Indonesia menjunjung sportivitas dan solidaritas. Menurutnya, prinsip itu juga bisa dipakai dalam masa PPKM Darurat.
"Penertiban kebijakan PPKM harus dengan humanis, peran dari masing-masing stakeholder harus bersifat kolaboratif," katanya.
Bila masyarakat sudah sadar akan hal itu, Suparji meyakini Indonesia akan keluar dari pandemi Covid-19 dan menjadi bangsa yang besar.
"Saling menghormati, menghargai serta tidak boleh ada yang jemawa," kata Suparji.(cr3/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inggris Vs Denmark: Ada Momen Spesial untuk Christian Eriksen
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama