Ada Penjarahan di Palu, Kapolri Bilang Begini

Senin, 01 Oktober 2018 – 17:14 WIB
Kondisi sebuah perumahan di Palu usai gempa. Foto: ist/fajaronline

jpnn.com, SULTENG - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai aksi penjarahan yang dilakukan masyarakat Palu dan Donggala masih dalam batas kewajaran.

Sebab, masyarakat terdampak gempa dan tsunami sangat membutuhkan logistik untuk memenuhi kebutuhannya.

BACA JUGA: Sempat Terseret, Tenggelam, Aldi Selamat dari Tsunami Palu

"Kami akan meningkatkan pengamanan, tetapi sebetulnya solusinya bukan kami melakukan kekerasan kepada masyarakat. Tetap kami imbau mereka untuk mengindahkan hukum," kata Tito di Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat, Senin (1/10).

Tito berpendapat para korban terdampak bencana saat ini panik kekurangan makanan dan BBM. Meski demikian, pemerintah pusat melalui Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Menteri BUMN Rini Soemarno telah berada di lokasi untuk mencari solusi.

BACA JUGA: DPR Panggil BMKG Minta Penjelasan Tsunami Palu

"Pesawat sudah dipakai untuk mengangkut minyak-minyak," kata dia.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, pihaknya sudah menyediakan dua ribu personel untuk membantu wilayah terdampak bencana. Namun, saat ini baru 400 personel yang berhasil tiba di lokasi.

BACA JUGA: Please, Hentikan Penjarahan di Lokasi Bencana

Lebih lanjut kata Tito, kesulitan personel tiba di lokasi karena akses transportasi yang sulit. Pesawat jenis besar tidak bisa mendarat di bandara mengingat landasan pacu sisa dua ribu meter.

Sedangkan jalur darat, banyak jalanan yang tertutup longsor.

"Karena Palu itu kan relatif daerahnya tertutup," tandasnya. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Glenn Fredly Sumbang Rp 100 Juta untuk Korban Gempa Palu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler