Ada Rekor Baru dari Bu Menkeu soal Penerbitan Surat Utang

Selasa, 07 April 2020 – 22:00 WIB
Sri Mulyani Indrawati. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menerbitkan surat utang berdenominasi dolar AS (USD) atau global  bond dengan tenor selama 50 tahun untuk pertama kali sepanjang sejarah. Penerbitan surat utang berseri RI0470 itu untuk mendukung pembiayaan APBN dalam menghadapi pandemi virus corona (COVID-19).

"Penerbitan tenor terpanjang yang pernah dilakukan oleh pemerintah ini secara implisit menggambarkan kredibilitas dan kepercayaan investor," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam jumpa pers melalui streaming di Jakarta, Selasa (7/4).

BACA JUGA: Kerek Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Andalkan Surat Utang

Mantan petinggi Bank Dunia itu menambahkan, surat utang seri RI0470 mempunyai tanggal jatuh tempo 15 April 2070 dengan nominal penerbitan USD 1 miliar dengan yield (imbal hasil) 4,5 persen. Adapun pembicaraan untuk transaksi dengan calon investor akan dilakukan secara elektronik atau tanpa pertemuan fisik.

Menteri yang kondang dengan inisial SMI itu menjelaskan, penerbitan obligasi valas ini juga merupakan pertama kali yang dilakukan negara Asia Tenggara atau negara berkembang Asia sejak adanya pandemi COVID-19. "Kita memang memanfaatkan tenor 50 tahun ini karena preferensi investor global terhadap bond jangka panjang cukup kuat, sehingga kita bisa melakukan penekanan dan mendapatkan yield cukup baik serta merefleksikan risiko dan appetitte investor," ujarnya.

BACA JUGA: Pemerintah Terbitkan Global Bond Senilai Rp 54 Triliun

Peraih penghargaan Best Minister in the World Award pada ajang World Government Summit di Dubai, 2018 itu mengatakan, yield 4,5 persen tersebut lebih rendah dari global bond dengan tenor 10 tahun yang terbit dua tahun silam. Menurutnya, yield itu juga memperlihatkan adanya kepercayaan dari investor atas reputasi Indonesia dalam mengelola pembiayaan.

"Kita juga menggunakan tenor 50 tahun untuk memanfaatkan kurva tenor jangka panjang yang cenderung flat. Ini artinya bahwa dalam jangka panjang tidak ada perubahan yield yang terlalu besar, sehingga risiko dan biaya tidak akan terlalu meningkat," katanya.

BACA JUGA: Rencana Jokowi Terbitkan Surat Utang Berpotensi Langgar UU

Lebih lanjut SMI mengatakan, penerbitan surat utang berjangka panjang 50 tahun itu juga bertujuan menciptakan acuan tenor baru bagi Indonesia dan menyeimbangkan rata-rata profil jatuh tempo Surat Utang Negara (SUN), mengingat rata-rata permintaan pasar domestik pada tenor jangka pendek.

Selain menerbitkan RI0470, pemerintah pada saat yang bersamaan juga menerbitkan RI1030 dan RI1050 yang masing-masing nominalnya sebesar USD 1,65 miliar. Dengan demikian dari penerbitan tiga seri global bond ini maka pemerintah memperoleh pembiayaan USD 4,3 miliar.

Seri RI1030 mempunyai tenor 10,5 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2030 serta mempunyai imbal hasil 3,9 persen. Sedangkan seri RI1050 mempunyai tenor 30,5 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2050 serta imbal hasil 4,25 persen.

"Kita menerbitkan ini untuk menjaga pembiayaan secara aman dan sekaligus menambah cadangan devisa bagi Indonesia. Pemanfaatan pembiayaan dari penerbitan ini sangat positif di tengah terjadinya turbulensi," kata SMI.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler