Ada Skenario Mengirim Hantu agar Novanto Gila di Persidangan

Jumat, 27 April 2018 – 23:52 WIB
Setya Novanto menjalani sidang perdana di gedung Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (13/12/2017). FOTO: Imam Husein/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap adanya rencana untuk menggunakan paranormal guna membuat Setya Novanto menjadi gila. Tujuannya demi melepaskan terdakwa kasus e-KTP itu dari jerat hukum.

Pada persidangan terhadap dr Bimanesh Sutardjo yang didakwa merintangi penyidikan e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (27/4), JPU KPK memutar rekaman hasil sadapan atas pembicaraan Fredrich dengan seseorang bernama Victor. KPK menyadap Fredrich saat berbicara per telepon dengan Victor pada 18 Desember 2017.

BACA JUGA: Setnov Beber Persembunyiannya saat Diburu Penyidik KPK

"Pak Setnov. Ya itu kan dianggap orang bermain-main, berpura-pura itu. Kalau mau ada teman saya dia jago, dia jadi kalau sidang dibikin gila. Dokter periksa dia gila. Nanti itu dia gila, bisa dia. Di Bangka nih (paranormalnya, red),” kata seorang bernama Viktor kepada Fredrich dalam percakapan yang didengarkan di ruang sidang.

Mendengar penjelasan Victor soal orang pintar yang bisa membuat Novanto gila, Fredrich pun meresponsnya. Namun, Viktor terdengar yang lebih mendominasi pembicaraan.

BACA JUGA: Ada Sinyal KPK Kembali Sasar Pihak Eksekutif di Kasus e-KTP

"Nah, kemarin saya bilang, kamu yakin, yakin saya kirim hantu gunung, nanti pas diperiksa gila. Saya kasihan juga orang sudah kaya gitu, terlepas dia salah, tapi kan jangan perlakukan orang udah kaya ini," tutur Viktor kepada Fredrich.

"Iya seperti binatang itu kan," timpal Fredrich.

BACA JUGA: Setnov Mengaku Pingsan, Baru Tahu dr Bimanesh setelah Siuman

"Saya kemanusiaan saja lah saya lihat. Istri saya juga marah-marah, enggak lah saya kasihan, kita manusiawi. Saya lagi cari bagaimana ke dia, kalau dia mau, kita buktiin," sambung Victor ke Fredrich.

"Hahaha, kita bicarakan," jawab Fredrich menimpali.

Masih dalam percakapan yang sama, Viktor mengaku sempat menghubungi istri Firman Wijaya, salah satu kuasa hukum Novanto untuk menawarkan rencananya mengirimkan hantu gunung. Namun, Fredrich menyebut Firman tak dekat dengan keluarga Novanto.

"Dia enggak dekat. Firman kan pura-pura jadi anak buahnya Maqdir (Maqdir Ismail selaku ketua tim penasihat hukum Novanto, red),” kata Fredrich dalam percakapan dengan Viktor.

Dalam percakapan itu, Viktor juga menanyakan alasan Fredrich mundur dari posisinya sebagai kuasa hukum Novanto. Fredrich menuturkan, dirinya mundur karena tak suka dengan Maqdir yang bergabung menjadi kuasa hukum Novanto menjelang sidang perdana pada 13 Desember 2017.

"Saya enggak suka sama Maqdir," tutur Fredrich menjawab pertanyaan Viktor.

Selanjutnya, Viktor kembali membicarakan rencana membuat Novanto gila setiap kali mengikuti persidangan perkara korupsi e-KTP. Viktor menawarkan skenario untuk membuat Novanto menjadi gila saat sidang perdana.

"Ini kalau masuk, di sidang kita kerjain dia (Setya Novanto, red). Jadi bisa sembuh lagi, ya sembuh. Setiap sidang kita bikin dia (Setya Novanto) gila, nanti diperiksa dokter pun dia jadi gila," kata Viktor kepada Fredrich.

Setelah mendengarkan percakapan itu, jaksa KPK kemudian mengonfirmasinya kepada Novanto yang duduk di kursi saksi. Jaksa KPK bertanya apakah Novanto mengenal suara Fredrich di dalam percakapan dengan seorang bernama Viktor.

"Kami lanjutkan pertanyaan, saksi tadi mengatakan sering komunikasi dengan Fredrich, mengenal suara ini?" kata jaksa KPK.

Saat ditanya oleh Jaksa KPK, Novanto mengklaim tak bisa memastikan apakah suara dalam percakapan itu Fredrich Yunadi atau bukan. Mantan ketua umum Partai Golkar itu justru berkelakar bahwa kalau Fredrich yang berbicara kumisnya akan terdengar.

"Kalau itu saya malah enggak begitu tahu. Kalau telepon kan kumisnya kedengaran," ujar Novanto sambil terkekeh dan diikuti yang tawa pengunjung sidang.

"Saksi cuma ingat kumisnya saja?" tanya jaksa KPK melanjutkan.

“Iya. Sama ngamuk-ngamuk kedengeran," timpal Novanto diiringi tawa.

Meski demikian Novanto mengaku mengenal Firman dan Maqdir yang turut disebut dalam percakapan antara Fredrich dengan Viktor. Menurutnya, Firman dan Maqdir merupakan tim kuasa hukumnya yang bergabung belakangan dan menggantikan Fredrich.

Mendengar perkapan tersebut, Novanto sendiri tak tahu tentang rencana Fedrik yang ingin membuatnya gila. "Enggak, enggak, saya enggak pernah bicarakan itu," ucapnya.(rdw/JPC)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus eKTP: KPK Periksa Politikus Golkar


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler