Ada Tanda-Tanda Sembuh setelah Dua Jam

Sabtu, 13 Maret 2010 – 06:32 WIB
Fachrul Lutffi. Foto: Pontianak Post/jpnn)

Sebuah formula obat yang diyakini manjur untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah dengue (DBD)  ditemukan Fachrul Luthfi, 40, asal PontianakTemuannya langsung direspons Kimia Farma

BACA JUGA: Rekam Jejak Dulmatin di Mata Orang-Orang yang Mengenalnya

Perusahaan farmasi ini akan segera meneliti dan menguji obat itu

 
------------------------------ ---------
  ACHMAD FACHROZI, Jakarta
 ------------------------------ ---------

Kemarin (12/3) Luthfi bersama beberapa temannya diundang ke kantor Kimia Farma (KF) di Jl Veteran, Jakarta

BACA JUGA: Dapat Applause Enam Kali, Sebut Mel Gibson dan Nicole Kidman

Setelah bertemu langsung dengan pimpinan KF, obat temuan Luthfi direspons dengan sangat baik


"Obat temuan saya akan segera diteliti dan diuji tentang bahan dan khasiatnya

BACA JUGA: Pria yang Tertembak Itu Tiga Kali Datang, Ogah Bayar Parkir

Semua biaya akan ditanggung sepenuhnya oleh Kimia Farma," kata Luthfi saat ditemui di Jakarta setelah bertemu dengan jajaran pimpinan KF.

Penelitian dan pengujian yang dilakukan KF, lanjut Luthfi, memakan waktu tiga hingga enam bulanHasilnya akan diketahui setelah waktu pengujian itu?Jadi, kami memohon doa dan dukungan dari masyarakat Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), agar temuan ini lolos dalam penelitian lanjutan itu,? jelas pria kelahiran 28 Mei 1970 itu.  Obat temuan Luthfi berfungsi sebagai antivirus DBD yang diberi nama Formav-D"Formula ini saya temukan secara tidak sengaja," kata alumnus sekolah asisten apoteker tersebutKhasiat dari obat itu adalah hanya satu hingga dua jam setelah diminum, penderita DBD langsung menunjukkan tanda-tanda sembuh

Pria yang pernah bekerja di beberapa perusahaan farmasi asing tersebut mengungkapkan, obat temuannya dibuat dari beberapa jenis herba obat tradisional yang dijual bebas di pasaran"Ada satu bahannya yang imporTetapi, harganya murah," ujarnya

Luthfi lantas menceritakan awal dirinya menemukan obat tersebutSaat itu, dia sudah tidak lagi bekerja di perusahaan farmasiMeski begitu, Luthfi tetap menekuni hobinya meracik obatBaik obat lokal maupun impor

Kemampuan Luthfi meracik obat itu sering dimanfaatkan saudara-saudaranya untuk mengobati kerabat yang sedang sakitYang paling sering adalah menyembuhkan demam

Suatu ketika pada 2006, seorang kerabat dekat kembali meminta pertolongan Luthfi untuk mengobati anak yang terserang DBDSaat itu, Luthfi sudah menemukan formula Formav-D"Tetapi, waktu itu saya tidak begitu yakin pada obat temuan sayaTetapi, saudara saya memaksa untuk dicoba," tuturnyaTernyata, setelah obat  dikonsumsi, demamnya langsung turunPadahal, saat itu obat hanya diberikan sekaliKeesokan harinya, setelah dilakukan tes laboratorium oleh dokter, pasien tersebut dinyatakan negatif dari infeksi virus dengue.

Pada 2009, Lutfi menuturkan penemuan itu kepada rekannya, Ali Riza Haddad,  yang juga pernah bekerja di perusahaan farmasiAli memberikan saran agar Luthfi mengemas obat temuannya dalam bentuk kapsul dengan memperhatikan takaran dosisnya

Ketika pasien DBD membeludak di Kota Pontianak, Luthfi melakukan uji khasiat terhadap pasien yang positif DBD, terutama dari kalangan kerabat atau teman dekatHasilnya, kata Luthfi, ternyata mujarab?Bahan-bahan obat ini adalah herba tradisionalJadi, tidak ada efek samping bagi pengguna,? ujarnyaSampai sekarang, sudah puluhan orang yang merasakan khasiat obat racikan Luthfi itu

Khasiat obat tersebut juga sudah dibuktikan seorang dokter yang bertugas di salah satu puskesmas dan klinik di Kota Pontianak, yakni dr HerniHerni yang saat itu terserang DBD juga mengonsumsi obat temuan LuthfiHasilnya, dia sembuh dengan cepat"Dokter Herni saat itu yakin bahwa obat temuan saya ini merupakan antivirus DBD," katanya

Herni kemudian berinisiatif (atas izin pasien dan keluarganya) untuk memberikan obat Formav-D kepada pasien-pasien DBD yang ditanganinya di salah satu klinik di Kota Pontianak"Hasilnya, semua pasien sembuh," cerita Luthfi

Luthfi mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan pihak yang telah memberikan dukungan hingga obat temuannya bisa mendapatkan tanggapan dari pihak Kimia Farma.  "Kami tidak bisa menyebutkan satu per satu pihak yang telah membantu selama ini," kata suami Ratna Sari tersebut.

Saat ditanya mengenai rencananya jika memang obat tersebut mendapatkan izin untuk disebarluaskan, dia berencana membangun sebuah rumah sakit di Kabupaten Kubu Raya, KalbarDia juga berharap agar temuannya dapat membantu KalbarSebab, provinsi itu merupakan salah satu daerah yang endemik DBD"Itulah impian saya, membangun sebuah rumah sakit," ujar warga yang tinggal di Kompleks Serasan Permai, Jalan Tanjung Raya II, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar tersebut(jpnn/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istimewakan Pejudi Indonesia, Warga Lokal Bayar Lebih Mahal


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler