Kecewa atas sikap Pemprov Jawa Barat, keluarga Inggit Garnasih mengancam akan melelang benda pusaka peninggalan istri Presiden Soekarno ituMenariknya, di antara benda berharga yang akan dilelang tersebut, ada surat nikah dan surat cerai Inggit-Soekarno
BACA JUGA: Suara Para TKW yang Sudah Tak Tahan Tinggal di Negeri Jiran
Konon, sudah ada yang menawar hingga Rp 2 miliar.IMAN HERDI, Bandung
Kekecewaan ahli waris Inggit Garnasih itu bermula saat Pemprov Jawa Barat terkesan enggan memenuhi amanat almarhumah saat masih hidup
BACA JUGA: Eduard Fonataba, Bupati di Papua yang Dapat Tiga Penghargaan Muri
Padahal, amanat itu sudah berkali-kali dibahas di DPRD dan Pemkab Bandung, tapi tak juga terealisasiBahkan, pada 2002, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 5 miliar dalam APBD
BACA JUGA: Mengunjungi Istanbul, Ibu Kota Budaya Eropa 2010
Anehnya, saat anggaran itu akan dipakai untuk mewujudkan amanat Inggit tersebut, Pemprov Jabar tidak bersedia mencairkan"Penolakan pencairan anggaran tersebut dilakukan Dani Setiawan yang waktu itu masih menjabat Sekda (sekretaris daerah)," kata Tito Zeni Asmarahadi, 63, cucu angkat InggitTito merupakan anak Ratna Djuami (anak angkat Soekarno-Inggit).Selain untuk membangun RSB Soreang, dana Rp 5 miliar tersebut digunakan untuk biaya perawatan benda-benda peninggalan InggitSelama ini, sejumlah benda pusaka warisan Inggit dirawat seadanya oleh keluarga Tito
Karena itu, bila pemerintah tidak memberikan perhatian khusus dan serius, keluarga ahli waris khawatir lama-kelamaan benda-benda bersejarah tersebut tidak terawat, bahkan hilang atau rusak"Jangan disalahkan kalau kemudian benda-benda bersejarah itu tidak terawat," tegas Tito ketika ditemui di rumahnya, Jalan Margajaya Dalam 4 Blok D 34, Kompleks Cibolerang Indah, Senin (30/8).
Inggit Garnasih dinikahi Soekarno pada 1923Saat itu, usia Inggit 12 tahun lebih tua dibanding suaminyaKisah cinta mereka tumbuh saat Soekarno kos di rumah InggitKala itu, Soekarno sedang menempuh kuliah di ITBInggit adalah perempuan kedua yang dinikahi proklamator kemerdekaan Indonesia tersebutIstri pertama Soekarno adalah Oetari, putri H.O.STjokroaminotoInggit-Soekarno resmi bercerai pada 1942.
Menurut Tito, surat cerai Soekarno-Inggit itu tertulis tanggal 29 bulan 1 tahun 2603Tulisan itu menggunakan bahasa Indonesia "tempo doeloe" atau ejaan lamaTahun 2603, kata Tito, sama dengan 1942Surat cerai dan nikah itu pernah ditawar seorang warga Belanda seharga Rp 2 miliar.
Orang Belanda tersebut tahu bahwa surat cerai itu sangat bersejarah dan berharga karena ditandatangani empat tokoh pejuang kemerdekaanMereka adalah MochMohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansur, dan SoekarnoHatta, Ki Hajar, dan Mas Mansur saat itu menjadi saksi perceraian Soekarno dan Inggit."Sebenarnya, surat cerai dan surat nikah Bu Inggit dan Bung Karno tersebut bisa saja saya jual ke orang BelandaTapi, waktu itu saya tolak," ungkap Tito.
Namun, kini kekecewaan Tito memuncak karena Pemprov Jabar tak juga menghargai jasa-jasa InggitKarena itu, dia pun berniat menjualnya"Jadi, soal nanti saya jual atau tidak (peninggalan Inggit-Soekarno, Red), itu bergantung jalan takdir," tegasnya.
Selain surat nikah dan cerai, beberapa benda peninggalan Inggit yang kini disimpan keluarga Tito, antara lain, batu pipisan yang digunakan Inggit untuk membuat bedak, meja belajar Bung Karno ketika kuliah di Institut Teknologi Bandung (dulu THS, Technische Hoogeschool), tempat tidur, meja tamu, lemari, serta sejumlah foto Inggit dan Soekarno
Menurut Tito, ahli waris Inggit juga kecewa kepada pemerintah yang tak kunjung merealisasikan rencana pembuatan museum di rumah Inggit, Jalan Ciateul 8, Kota BandungPadahal, di rumah itulah nasionalisme Indonesia dibangun dan kemerdekaan dibela"Ibu Inggit Garnasih juga sangat berperan dalam membangun nasionalisme dan kemerdekaan," ujarnya.
Jasa Inggit sangat besar dalam kehidupan SoekarnoBahkan, uang hasil penjualan bedaknya banyak digunakan untuk membiayai kuliah Soekarno di ITBJadi, kata Tito, sudah sepatutnya amanat Inggit untuk mendirikan RSB Soreang direalisasikan"Pendirian RS bersalin itu untuk mengenang dwitunggal RI, kata Ibu Inggit," tutur Ito menirukan wasiat yang diamanatkan Inggit.
Rumah Inggit di Jalan Ciateul 8 kini ditinggali beberapa penunggu rumah yang ditugaskan Dinas Budaya dan Pariwisata JabarBangunan di atas lahan sekitar 243 meter persegi itu berisi enam ruanganDi antaranya, bekas kamar kos Soekarno di bagian depan rumah dan kamar InggitRumah tersebut memiliki halaman depan dan belakang yang kini dipenuhi rumput gajah.
"Di sini ada foto repro Inggit dan SoekarnoJuga, ada surat nikah dan piagam serta replika batu pipisan," jelas Santi, 31, salah seorang penunggu rumah Inggit.
Dia menyatakan terkejut atas rencana penjualan surat nikah dan surat cerai bersejarah ituNamun, dia mengaku tidak tahu banyak soal peninggalan tersebut"Saya hanya tahu ini sudah dibeli disbudpar, lalu pada 2011 dijadikan museum," tambah ibu dua anak tersebut(*/c5/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Mamah Dedeh Harus Menyiasati Padatnya Jadwal Berdakwah
Redaktur : Tim Redaksi