Ada Upaya Melepaskan Ferdy Sambo dari Pasal Pembunuhan Berencana, Begini

Jumat, 14 Oktober 2022 – 17:08 WIB
Ferdy Sambo & Putri Candrawathi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Foto/dok: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pakar hukum pidana Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar mengomentari pernyataan Febri Diansyah yang menyebut ucapan kliennya, Ferdy Sambo disalahinterpretasikan Bharada E sehingga menjadi menembak Brigadir J.

Abdul menduga pernyataan pengacara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi itu disampaikan dalam upaya melepaskan eks Kadiv Propam Polri itu dari pasal pembunuhan berencana.

BACA JUGA: Mendengar Pengakuan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Langsung Begini

"Tampaknya begitu upaya melepas Ferdy Sambo dari jeratan pasal pembunuhan berencana dan itu, kan, menjadi tugas pengacaranya karena minta bebas atau lepas sulit mencari dasar peristiwanya," kata Abdul kepada JPNN.com, Kamis (13/10).

Menurut Abdul, tidak ada alasan pemaaf yang bisa membenarkan perbuatan Ferdy Sambo yang diduga memerintahkan penembakan Brigadir J.

BACA JUGA: Ferdy Sambo dan Kroni-kroninya Harus Segera Diperiksa Terkait Konsorsium 303

"Sekalipun dengan alasan pelecehan istri, ini justru bisa menjadi motivasi penembakan yang menunjukan adanya kesengajaan dan perencanaan," ujar Abdul.

Sebelumnya, Febri menjelaskan skenario baku tembak itu dibuat kliennya demi menyelamatkan Bharada E setelah Brigadir J tertembak di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta.

BACA JUGA: Pakar Hukum Sebut 2 Omongan Febri Diansyah soal Ferdy Sambo Tidak Logis

"Skenario tembak-menembak yang tujuannya pada saat itu adalah untuk menyelamatkan RE (Richard Eliezer) yang diduga melakukan penembakan sebelumnya," ujar Febri saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu (12/10).

Febri juga menyebut sebelum peristiwa penembakan terjadi, Ferdy Sambo awalnya memerintahkan Bharada E untuk menghajar Brigadir J.Perintah itu menurut Febri Diansyah diberikan Sambo dengan perkataan "Hajar Chad" -Richard.

Namun, ucapan itu diduga disalahinterpretasikan sehingga kemudian Bharada E menembak Brigadir J.

"Ada perintah FS (Ferdy Sambo) pada saat itu yang dari berkas yang kami dapatkan, itu perintahnya adalah 'Hajar Chad (Richard Eliezer)', tetapi yang terjadi adalah penembakan pada saat itu," beber Febri. (cr1/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler