Sudah bertahun-tahun murid sekolah di Australia belajar dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore. Tapi negara bagian New South Wales (NSW) dengan ibu kota Sydney ingin mengubahnya.

Menteri Utama NSW, Premier Dominic Perrottet baru-baru ini mengatakan perlu adanya "gagasan revolusioner" untuk mengatasi hambatan struktural terkait dengan gender.

BACA JUGA: Data COVID Denmark Hadirkan Optimisme, tetapi Pakar Masih Pesimistis

"Menurut saya, jam 9 pagi sampai jam 3 sore tidak cocok lagi ," kata Premier Dominic.

"Ada juga masalah sebelum dan sesudah jam sekolah, masalah dengan tempat penitipan anak dan pendidikan anak usia dini."

BACA JUGA: Dua Tahun Pandemi, Mengapa Ada Bisnis yang Bertahan tetapi Banyak yang Kesulitan?

Salah satu alasan untuk melakukan perubahan jam sekolah adalah untuk mengurangi beban orang tua yang bekerja. Mereka harus mempersiapkan anak-anak mereka di pagi hari, kemudian menjemputnya di sore hari.

Dominic, yang baru menduduki jabatan Premier beberapa bulan  lalu, saat ini memiliki enam orang anak dan istrinya sedang hamil untuk anak ketujuh.

BACA JUGA: Pria Ini Berhasil Bebaskan Buaya Berkalung Ban di Palu, tetapi Banyak yang Meragukan

Presiden Serikat Pekerja Guru di NSW, Angelo Gavrielatos menolak usulan tersebut. Menurutnya mengawasi anak saat tidak bersama orangtua adalah bukan tujuan utama dari sekolah.

Uji coba jam sekolah yang lebih panjang akan dimulai di NSW tahun ini. Sekolah-sekolah yang berminat bisa ikut berpartisipasi. Bagaimana jam sekolah di Australia ditetapkan?

Jam sekolah seperti sekarang, yakni dari jam 9 pagi sampai 3 sore, sudah dimulai di Australia sejak tahun 1880.

UU Instruksi Umum NSW Nomor 128 menetapkan para pelajar harus sudah berkumpul di halaman sekolah jam 8:45 pagi, sebelum kelas dimulai pada jam 9 pagi. Kelas dibubarkan pada pukul 3.20 siang.

Undang-undang menetapkan murid-murid diberi waktu istirahat selama 10 menit pada jam 10:30 pagi.

Tapi lebih dari 140 tahun kemudian, kondisi masyarakat sudah berubah.

Juni lalu, data dari Biro Statistik Australia (ABS) mengungkapkan dari 70 persen yang disebut "pasangan berkeluarga", kedua pasangannya sama-sama bekerja.

Sementara itu, sekitar 15 persen adalah rumah tangga dengan orang tua tunggal. Ini bisa menjadi masalah lain saat mereka harus bekerja dan menyiapkan anak pergi sekolah setiap harinya.

Menteri Pendidikan NSW Sarah Mitchell mengatakan jadwal jam sekolah seharusnya tidak harus ketat seperti saat ini.

"Masyarakat kita terus berubah dan sangat penting untuk kita ikut bergerak mengikuti perubahan terutama dalam hal pendidikan," katanya.

"Pemerintah selalu mencari cara untuk memperbaiki kehidupan keluarga, dan sekolah yang fleksibel adalah sesuatu yang akan membantu." Menyeimbangkan pemikiran anak dan pembelajaran

Alasan di balik argumen Premier Dominic adalah untuk membuat sekolah lebih sesuai dengan gaya hidup modern saat ini.

Namun bagi para pakar pendidikan ada satu pertanyaan yang mengganjal: apa tujuan dari sekolah?

Dr Don Carter, dosen pendidikan di University of Technology Sydney, mengatakan perlu dilakukan penelitian mendalam mengenai fungsi sekolah, sebelum mengambil keputusan soal jam sekolah yang lebih panjang.

"Apakah sekolah juga sebagai fasilitas pengasuhan anak bagi orang tua sehingga membebaskan mereka untuk pergi bekerja? Apakah sekarang  jadi tempat distribusi medis atau tempat belajar?" katanya. 

Dr Don, yang juga mantan guru, mengatakan penelitian rinci tentang bagaimana siswa bisa belajar dengan cara terbaik perlu dilakukan sebelum adanya keputusan akhir. 

"Mungkin saja di pagi hari ada kelompok usia tertentu yang ingin melakukan bidang pembelajaran utama, seperti bahasa Inggris dan matematika, membaca dan berhitung, kemudian beralih ke jenis kegiatan lainnya di sore hari."

Jadi menurut Dr Don, kebutuhan pembelajaran harus disesuaikan sesuai kebutuhan masing-masing siswa karena tidak ada satu pendekatan yang akan pas untuk semua kebutuhan murid.

Premier Dominic sudah mengakui jika pendekatan yang disesuaikan akan dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Beberapa sekolah ada jadwal yang berbeda

Sepuluh tahun lalu, sekolah umum Merrylands East di Sydney sudah mengubah jam belajar menjadi dari jam 8 pagi sampai 13:15.

Perubahan ini sebagai tanggapan survei yang menunjukkan 72 persen orang tua yang mendukung jam belajar diubah.

Sekolah mengadakan istirahat pagi tetapi tidak ada istirahat makan siang. Tapi jumlah jam belajar tetap sama.

"Sudah cukup bagus, saya rasa saya tidak pernah berpikir untuk berubah kembali karena itu adalah bagian dari budaya sekolah sekarang," kata kepala sekolah John Goh.

Edmund Rice College, sekolah menengah Katolik khusus murid laki-laki di dekat Wollongong, beralih ke jam 8 pagi hingga 2 siang untuk semua siswa setelah dilakukan sebuah survei.

"Ini sudah menjadi hal yang positif bagi sekolah kami dan menjadi sebuah perbedaan yang berhasil bagi kami," kata kepala sekolah Stephen Gough. Bagaimana dengan di negara lain?

Jadwal sekolah yang lebih fleksibel sebenarnya sudah ditemukan di beberapa negara.

Di Brasil, Tiongkok, Afrika Selatan, dan Korea Selatan, waktu sekolah dimulai jam 7 pagi dan jam 8 pagi.

Di Prancis, siswa berada di sekolah selama delapan jam, mulai pada jam 8 pagi, kecuali hari Rabu bagi sebagian besar sekolah.

Sementara waktu istirahat makan siang yang panjang merupakan bagian dari jadwall sekolah di banyak sekolah di Jepang dan Spanyol. Ini juga memberikan kesempatan bagi para murid untuk pulang dan makan bersama keluarga.

Makan siang disediakan di sekolah untuk para murid di Korea Selatan, dengan sekolah yang dimulai pukul 07:30 dan berakhir pada pukul 14:00.

Artikel ini diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari ABC News

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parlemen Australia Sampaikan Permohonan Maaf Resmi kepada Korban Pelecehan Seksual

Berita Terkait