jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah pihak menantang Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto – Sandiaga Uno membuka data hitungan suara di internal yang memenangkan Prabowo – Sandi.
Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo – Sandi, Fadli Zon mengatakan, pihaknya pasti akan membuka data itu pada waktunya nanti. “Ya pasti dong, pada waktunya,” kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/4).
BACA JUGA: Fadli Zon: Yang Mau Negosiasi Itu Jokowi atau The Real President?
Wakil ketua DPR itu mengatakan bukan sekarang saatnya untuk membuka data, karena masih dalam proses penghitungan. Dia menegaskan, jika sudah selesai penghitungan, maka semuanya akan dibuka oleh yang bertugas. “Nanti dong, kan masih penghitungan. Pada waktunya ada yang bertugas untuk membuka,” ujar anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra ini.
Dia mengklaim pusat datanya ada di beberapa tempat. Bahkan, Fadli mengatakan ada yang ingin mencoba meretas pusat-pusat data mereka tersebut. “Ada di beberapa tempat, dan ada pihak-pihak tertentu yang mau meretas,” ungkapnya.
BACA JUGA: KPU Bantah Tudingan Bambang Widjojanto: Di KPPS Ada 810 Ribu Orang, Bagaimana Berbuat Curang
(Buka dong: TKN Menduga Kubu Prabowo Berupaya Membangun Opini Jokowi Menang Berarti Curang)
Fadli menegaskan bahwa pertarungan pilpres ini memang tidak fair. Dia mencontohkan, baru saja ketika perhitungan cepat atau quick count dilakukan, kebanyakan telepon seluler anggota BPN berusaha diretas dan diganggu oleh robot call dari seluruh dunia.
BACA JUGA: DPR Terima Pengaduan WNI soal Surat Suara Tercoblos di Malaysia
“Handphone saya tidak bisa digunakan selama lima hingga enam jam, karena ada upaya peretasan dari nomor-nomor yang bisa saya tunjukkan bukti-buktinya dari beberapa negara lain. Memang ini ada operasi politik dan operasi intelijen. Ini bukan pemilu yang fair,” paparnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klaim Kemenangan Jokowi dan Prabowo Malah Bikin Panas, Jahat!
Redaktur & Reporter : Boy