jpnn.com - JAKARTA – Kabar mengenai rencana ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) menyerang Indonesia sempat memicu kecemasan. Pasalnya, kabar tersiar hanya beberapa hari pasca serangan Paris yang menewaskan ratusan orang tersebut.
Namun, hingga tadi malam, kabar tersebut tidak terbukti. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, situasi di seluruh Indonesia relatif aman. “Belum ada indikasi adanya penyerangan,” kata Kapolri saat dihubungi tadi malam (22/11).
BACA JUGA: Darurat, Mali Berkabung Nasional Tiga Hari
Untuk itu, dia meminta masyarakat Indonesia untuk tetap tenang. Meski demikian, pihak kepolisian di seluruh wilayah Indonesia tetap melakukan peningkatan kewaspadaan. Hal itu dilakukan guna menghindari kemungkinan terburuk.
Rencananya, peningkatan keamanan tersebut akan dilakukan hingga beberapa hari ke depan. “Sampai benar-benar kondusif. Tapi hingga saat ini belum ada,” kata Jenderal asal Jember, Jawa Timur tersebut.
BACA JUGA: WASPADA! Situs ISIS Sebut Indonesia Target Selanjutnya...
Juru Bicara Badan Nasional ?Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengatakan, ancaman ISIS terhadap Indonesia sudah lama terdengar. Kelompok radikal itu selalu memusuhi negara-negara yang membencinya. "Kan itu dari dulu, mau menyerang Panglima TNI, Kapolri, dan Banser," ujar Irfan.
Sebelumnya, International Business Times (IBT) melaporkan, kelompok peretas (hackers) Anonymous mengungkapkan rencana ISIS untuk menyerang Amerika Serikat, Italia, Lebanon, dan Indonesia. Informasi tersebut, lanjutnya, disebar oleh OpParisIntel, sebuah grup yang tergabung dalam Anonymous. Dalam data OpParisIntel, disebutkan ISIS akan melancarkan serangannya kemarin.
BACA JUGA: Di Malaysia, Jokowi Tengahi Konflik Laut China Selatan
Namun kemarin pagi, Anonymous, membantah kabar tersebut melalui akun Twitternya. ”Kami tidak menyebarkan rumor apapun perihal kemungkinan penyerangan ISIS berikutnya. Dan kami tidak tahu dari mana rumor tersebut berasal,” tulis Anonymous, Minggu (22/11).
Di belahan dunia yang lain, aksi-aksi teroris gerakan radikal terus memancing gerakan anti islam di berbagai belahan dunia. Salah satunya, aksi yang diadakan oleh organisasi Reclaim Australia mengadakan di beberapa lokasi dalam Negara Bagian Victoria. Aksi yang diadakan kemarin (22/11) tersebut memang berakhir bentrok dengan massa anti rasisme Australia.
Pejabat pelaksana penerangan sosial dan budaya KJRI Melbourne Ita Puspitasari membenarkan hal tersebut. Aksi tersebut terbagi di tiga kota berbeda. Yakni kota Melton, Mildura, dan kota Hobart yang berada di pulau Tasmania. Karena itu pihaknya sudah melakukan himbauan sejak 20 November kepada WNI agar lebih berhati-hati dan tidak terlibat. (far/bil/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walah.. Walah.. Pasangan Kekasih Ini 7 Bulan Nggembel di Bandara
Redaktur : Tim Redaksi