Adanya 'Proyek Nanti', Korban PHK jadi Pengangguran

Jumat, 06 November 2015 – 07:20 WIB
Buruh. Foto ilustrasi dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf Macan Effendi mengaku belum membaca data BPS terbaru terkait angka pengangguran. Namun, Dede menilai angka itu bisa menjadi patokan, jika didasarkan pada jumlah data PHK yang pernah dirilis oleh Apindo dari berbagai perusahaan.

"Angka itu bisa menjadi data kompilasi baru," kata Dede saat dihubungi kemarin.

BACA JUGA: Pengangguran Bertambah, Darmin: Paketnya kan Baru Mulai September

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga Agustus 2015, terdapat 7,56 juta orang yang menganggur. Angka pengangguran tersebut meningkat sebanyak 0,24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut Dede, penambahan angka pengangguran di bulan Agustus menunjukkan ada kebijakan pemerintah yang belum menyentuh angka pengangguran. Memang benar ada investasi yang masuk, termasuk MoU dari sekian proyek dilakukan pemerintah.

BACA JUGA: Pengangguran Bertambah, Ini Data Resmi BPS

Namun, semua itu adalah "proyek nanti", yang belum bisa dirasakan langsung oleh para korban PHK yang menjadi pengangguran.

"Saya berpikir seharusnya pemerintah menyelamatkan (pengangguran) itu. Apa yang bisa diselesaikan dalam kurun enam bulan, bukan proyek yang baru dua tahun baru selesai, mau menunggu sambil makan apa mereka," ujar anggota Fraksi Partai Demokrat itu.

BACA JUGA: Berpotensi Ada Penyalahgunaan, Bisnis Gas di Pertamina Perlu Diawasi

Menurut Dede, Komisi IX DPR sudah beberapa kali memberikan rekomendasi kepada Menteri Tenaga Kerja, bagaimana solusi mengatasi masalah pengangguran. Hal pertama yang dilakukan bagaimana pemerintah mengupayakan jangan sampai ada PHK, dengan memberi ruang kepada industri.

Selain itu, kepada yang sudah terlanjur di-PHK, selain bantuan Jaminan Hari Tua (JHT) pemerintah perlu memberikan program buffer, seperti bimbingan dan akomodasi kepada pengangguran. Tak lupa, pemerintah harus menciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya.

"Lapangan kerja ini harus fokus padat karya, bukan padat modal dan mesin saja. Kalau anda lihat proyek jalan tol, itu banyakan mesinnya. Artinya itu tidak padat karya," jelasnya.  (ken/owi/bay/bil)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mimpi Presiden Jokowi Indonesia Bebas Byar-Pet, Sulit Terwujud?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler