BACA JUGA: AS Kaji Opsi Ambil-Alih Bank Bermasalah
Bahkan, Kuroda juga menepis kekhawatiran atas ekonomi Australia maupun Korsel
Menurut Kuroda, tingkat pertumbuhan ekonomi di sebagian negara berkembang Asia relatif tetap tinggi
BACA JUGA: Bapepam Meningkatkan Porsi Saham Buyback Perseroan
Dia juga menyuarakan harapan bahwa krisis global akan reda dan terkendali beberapa pekan ke depan''Krisis finansial di AS dan Eropa sejauh ini belum membawa kerusakan besar pada sistem finansial Asia, baik langsung atau tidak langsung,'' katanya
BACA JUGA: Anggaran Rp 100 Triliun Nganggur
''Tapi, ekonomi riil di Jepang, AS, dan Eropa mulai melambatDi beberapa negara lajunya cepat,'' lanjut diaDia memprediksi melemahnya ekonomi AS dan Eropa akan berdampak pada perlambatan ekonomi di Asia akibat turunnya pertumbuhan ekspor.Harga saham di kawasan Asia terjun bebas pekan ini saat bursa di seluruh dunia dilanda pesimismeDi Indonesia, bursa saham terpaksa ditutup selama dua hari penuh.
Meski bursa diliputi kepanikan luar biasa, Kuroda ragu krisis finansial 1997-1998 di Asia akan terulang kembaliSaat itu, ambruknya nilai tukar mata Baht Thailand memicu reaksi berantai dengan konsekuensi yang menghancurkan di Asia''Saya percaya, kecil sekali kemungkinan krisis nilai tukar terjadi kembali di Asia,'' tuturnya.
Para pakar menyatakan, negara-negara Asia telah membangun cadangan devisa yang cukup besar untuk melindungi dari terulangnya krisis finansial regionalSelain itu, level utang luar negeri mereka menurun.
IMF mengestimasikan ekonomi Tiongkok tumbuh 9,7 persen yajun ini dan 9,3 persen pada 2009Itu berarti lebih rendah dari pertumbuhan 2007 sebesar 11,9 persenPertumbuhan India diprediksi melambat menjadi 7,9 persen tahun ini dan 6,9 persen pada 2009Tahun lalu India tumbuh 9,3 persen.
''Meski pertumbuhan mereka melambat, angka itu tentu masih tergolong tinggi,'' ujar Kuroda.
ADB meramal pertumbuhan Asia di luar Jepang, Australia, dan Selandia Baru sebesar 7,5 persen tahun ini dan 7,2 persen pada 2009Bandingkan dengan 9 persen pada 2007''Itu merupakan pertumbuhan tertinggi dalam dua dekade terakhir,'' ujar Kuroda
Dia menepis kekhawatiran perihal krisis finansial di Australia dan KorselKuroda mengakui Australia mengalami bubble sektor realestat, namun tertolong surplus besar neraca perdagangan(AFP/aan/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Butuh Perbaikan Iklim dan Insentif
Redaktur : Tim Redaksi