Adegan Perkelahian, Tubuh Wayang pun Bisa Berdarah

Minggu, 27 Maret 2011 – 08:08 WIB
INOVATIF: Tizar Purbaya menciptakan Wayang Golek Betawi dengan berbagai keunikannya. Dia mengaku inovasi penting untuk melestarikan wayang tersebut (4/3/2011). Foto: M. Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Diantara beberapa dalang yang berani menabrak pakem, Tizar Purbaya adalah salah satunyaSeperti halnya dalang wayang kulit Enthus Susmono asal Tegal yang fenomenal, lelaki 61 tahun itu juga punya cara agar penonton betah menyaksikan pertunjukannya

BACA JUGA: Rita, Perawat yang Diapresiasi Pemerintah Jepang karena Tangani Korban Gempa-Tsunami

Gara-gara gayanya yang khas itu, dia kerap diundang manggung di luar negeri

-------------------------- -----------
M

BACA JUGA: Komunitas Tari Hula yang Anggotanya Para Perempuan Ekspatriat Jepang

HILMI SETIAWAN, Jakarta
---------------------------- ---------
RUMAH di Jalan Danau Indah, Sunter Selatan, Jakarta Utara, itu tak seberapa besar
Mungkin setara dengan rumah tipe 40

BACA JUGA: Kadek Jango Pramartha, 10 Tahun Mempromosikan Budaya Bali lewat Majalah Kartun

Ruang depan hingga tengah rumah tersebut, setiap mata memandang, dipadati ratusan wayang golekMulai wayang golek purwa dan menak kebumen, wayang suket, hingga wayang golek purwa dan cepak cirebon

Tizar, si pemilik rumah itu, rupanya, tidak mau menyisakan sedikit pun ruang huniannya tanpa pajangan wayangWayang bagi lelaki 61 tahun itu adalah jiwanyaDia dalang sekaligus pembuat wayang golekBahkan, Tizar menyebut dirinya sebagai penggagas wayang golek betawi"Di Betawi, ada wayangSeperti wayang kulit, bukan wayang golek," tutur dia.

Sebagai dalang sekaligus pembuat wayang golek, Tizar termasuk kreatifTokoh-tokoh wayang golek betawi kreasi Tizar diberi kostum yang berbedaMisalnya, ada yang diberi kemeja, celana panjang, kebaya, sarung, dan peciTokoh-tokohnya pun sudah tidak asing bagi warga BetawiSalah satunya adalah si Pitung

Ketika membawakan lakon pewayangan, Tizar juga kerap menampilkan tokoh yang akrab bagi pemirsa televisiMisalnya, si Manis Jembatan Ancol, Sinchan, hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)"Tetapi, itu dalam penampilan tertentu," terang Tizar sambil merapikan wayang-wayangnya.

Selain berinovasi dengan membuat nama-nama tokoh baru yang merujuk kepada sosok populer di media massa, Tizar kerap membuat atraksi menarik ketika mendalangMisalnya, ketika membawakan adegan perkelahian antarpendekar, kepala pendekar yang kalah dibuat hancur betulan oleh Tizar

Bahkan, dua bola mata pendekar itu sampai keluarTerobosan tersebut membuat wayang yang dimainkan oleh Tizar seperti benar-benar hidupSaat si tokoh terkena sabetan pedang, Tizar juga piawai membuat "efek" sehingga cairan seperti darah keluar dari perut wayang.  "Inovasi itu penting agar penonton betah menonton wayang," katanya

Sebagai pembuat wayang, Tizar bangga karena produknya sudah dipesan beberapa kali oleh sekolah-sekolah di Amerika Serikat (AS)Sekolah-sekolah Tiongkok bertaraf internasional di Jakarta pun kerap mengundangnya untuk tampilSayang, dalam daftar jadwal manggungnya, sama sekali tidak ada sekolah negeri atau swasta di Jakarta atau daerah lain yang mengundangnya

Meski demikian, Tizar tidak mempersoalkannya"Jadi, saya lebih dikenal di sekolah asing daripada sekolah dalam negeri," ujarnya sambil terkekeh
Tizar sangat menekuni dan menikmati dunia tersebut karena sangat menggandrungi wayang sejak kecil"Saya sering menonton pertunjukan wayang kulit betawi di pasar-pasarSaat kecil, saya sering diajak ibu berjualan di pasar," tutur lelaki yang lahir dan tumbuh di Banten itu
Kegandrungan terhadap wayang tersebut dia teruskan ketika beranjak dewasaSaat itu dia mendalami kesenian pedalangan di sekolah nonformal di Taman Ismail Marzuki (TIM).

Di TIM, Tizar menimba ilmu kesenian kepada (alm) Arifin CNoorDi tempat itu pula, dia mendapatkan bekal kesenian yang luasBukan hanya pengetahuan tentang dunia pedalangan, tetapi juga ilmu teater dan seni peranDia mengaku satu angkatan dengan Dedi Mizwar saat ituTizar juga berlatih seni peran dengan (alm) Benyamin Sueb.

Akhirnya, pada 1970 Tizar memberanikan diri tampil di depan umum sebagai dalang wayang golek purwaDia tampil dalam pergelaran Pekan Wayang II di TIM"Saat itu saya belum menciptakan wayang golek betawi," papar dia.

Dengan kemampuan yang saat itu pas-pasan, Tizar memberanikan diri mengganti bahasa Sunda ke bahasa Indonesia ketika mendalang"Kebanyakan dalang menyalahkan langkah sayaTetapi, penonton malah setuju," ujarnya

Dari keberanian itu, karir Tizar sebagai dalang wayang golek semakin moncerDia bahkan diundang untuk unjuk gigi di Jepang, India, Thailand, dan AS"Saya diundang langsungTidak melalui pemerintah," ujar dia

Ketika tampil di luar negeri itulah, Tizar mendalang dalam bahasa InggrisBahkan, dia pernah menggunakan bahasa Jepang, India, dan Thailand untuk mendalang ketika manggung di negara-negara tersebut

Selain banjir order manggung, Tizar mendapat banyak order untuk menduplikat wajah tokoh-tokoh nasional dan mancanegara menjadi wayang golekKetika terjadi demonstrasi besar-besaran yang menuntut reformasi pada 1998, Tizar mendapat order menduplikat wajah tokoh-tokoh Orde Baru dan tokoh-tokoh gerakan nasional lain
"Tokoh-tokoh yang dipesan itu sudah saya bikin, tetapi sampai sekarang belum diambil," terang lelaki yang pernah beradu akting dengan Benyamin dalam film berjudul Pinangan ituTizar juga membuat wayang golek dengan wajah mantan Presiden AS George WBush dan Presiden AS Barack Obama

Khusus wayang golek betawi, Tizar menyatakan diminta manggung oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 10 April 2001Dia manggung di Galangan Kapal VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), Jalan Kakap Nomor 1, Penjaringan, Jakarta UtaraDia membawakan lakon Si JampangPenontonnya saat itu adalah para duta besar negara sahabat, para anggota DPRD DKI Jakarta, serta masyarakat seniJumlahnya 200-an orang.

Ketika adegan Jampang berkelahi dengan Mandor Jun, kreativitas Tizar munculDi tangan Tizar, wayang golek dengan tokoh si Jampang itu bisa mengeluarkan golok dan menusukkannya ke kepala Mandor JunAtraksi-atraksi seperti itulah yang membuat Tizar disukai penonton

Kini pertunjukan wayang golek betawi Tizar tidak hanya dinikmati di kampung-kampung, tetapi sudah merambah ke gedung-gedung bertingkatDia menerangkan, dalam beberapa kesempatan dirinya diundang untuk mendalang di acara perpisahan pemimpin perusahaan top lokal dan asing.

Selain itu, Tizar kerap diundang untuk tampil pada upacara perkawinanSaat tampil di acara resepsi pernikahan, dia diminta membuat replika wayang golek yang menyerupai mempelaiBiasanya, tokoh utama lakon yang dia mainkan adalah kedua mempelaiCerita sederhananya, mempelai laki-laki menyelamatkan mempelai perempuan dari drama penculikan.

Saat ini, di tengah usia yang semakin senja, Tizar ingin terus menghidupkan wayang golek betawiKala kondisi kesehatannya labil pun, dia harus mempersiapkan penampilannya pada 21 Juli mendatang di Museum Wayang Kota Tua, Jakarta"Bapak baru terserang stroke dua kali," ujar Rocky, salah seorang putra Tizar.

Dalam penampilan tersebut, Tizar akan membawakan lakon Si Jampang dengan episode baru, yang ceritanya dirahasiakanDi tengah persiapan tersebut, kendala lain yang dihadapi Tizar adalah sulitnya mencari sinden baruTizar memaparkan, mencari sinden yang benar-benar bisa nyinden dan membawakan gambang keromong cukup sulit.  Di sisa hidupnya, dia berusaha tetap mempertahankan wayang golek betawi agar tak punah(c11/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rahmat Shah, Dengan Kocek Sendiri Bikin Museum Satwa Liar Terbesar di Asia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler