jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Hermanto mengungkapkan bahwa kondisi sosial, politik dan ekonomi di bawah pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini telah menimbulkan kekecewaan banyak pihak. Menurutnya, kekecewaan tidak hanya melanda partai yang bukan pendukung Jokowi, tetapi juga partai yang mengusung mantan wali kota Solo itu di pemilu presiden lalu.
Agus mengatakan, kondisi banyak hal di era pemerintahan Jokowi justru mengalami kemunduran dibandingkan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal paling mencolok adalah kemunduran di bidang sosial, politik dan ekonomi.
BACA JUGA: Polisi Kantongi Calon Tersangka Mandat Palsu Munas Ancol, Ini Komentar Agung
“Tak hanya Partai Demokrat yang kecewa karena apa yang sudah dicapai oleh pemerintahan SBY sebelumnya menjadi ditarik mundur oleh pemerintahan saat ini, tapi juga PDIP sebagai partai pendukung utama dan rakyat Indonesia. Semua pembangunan dan stabilitas di bidang sosial, politik dan ekonomi menjadi mundur,” kata Agus kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/4).
Karena itu, Agus meminta para menteri di Kabinet Kerja bentukan Jokowi menghentikan pencitraan yang tak bermanfaat untuk rakyat. Para menteri bidang ekonomi, kata Agus, sebaiknya fokus bekerja untuk rakyat.
BACA JUGA: Jalani 8 Jam Pemeriksaan, Denny Belum Ditahan
Terlebih, kenaikan kurs Dolar Amerika Serikat dan kenaikan harga BBM juga memicu melambungnya harga sembilan bahan pokok. Karenanya, para menteri sudah seharusnya bekerja untuk meringankan beban rakyat.
"Jangan pencitraan terus, sementara kehidupan rakyat yang susah tidak diurus. Itu menteri kelautan dan perikanan membuat moratorium penangkapan ikan. Ini ditambah juga kenaikan harga solar membuat nelayan tak bisa melaut dan ekpsor ikan pun merosot tajam. Jangan hanya bisa mengebom kapal ikan dengan alutsista (alat utama sistem persenjataan, red). Itu jangan-jangan lebih mahal bom yang digunakan daripada kapal ikannya,” tegas Agus.
BACA JUGA: Digarap 8 Jam Denny Indrayana Melenggang Pulang
Salah satu contoh pencitraan yang terlihat adalah traktor dari Kementerian Pertanian kepada para petani yang ternyata ditarik kembali. Karenanya, politikus PD yang juga wakil ketua DPR RI itu menegaskan, jika kondisi saat ini tak kunjung membaik maka target Presiden Jokowi untuk mencapai swasembada beras akan sulit sepertinya tidak didukung oleh kabinetnya.
“Memalukan sekali, di depan televisi terlihat Presiden Jokowi memberikan traktor ke petani. Acara selesai, traktor ditarik lagi,” ujarnya.
Adik ipar SBY itu juga menyoroti langkah Menteri BUMN Rini Soemarno yang merombak jajaran direksi dan komisaris di perusahaan milik negara dengan orang-orang yang kinerjanya belum jelas, terutama para relawan dan tim sukses Jokowi di pilpres. Padahal, kata Agus, dalam berbagai kesempatan Jokowi menyatakan bahwa para relawannya bekerja tanpa pamrih.
"Tapi mengapa jabatan komisaris dan direksi BUMN justru seperti diberikan kepada relawan oleh menteri BUMN sebagai pamrih? Ini juga bentuk-bentuk ketidaksingkronan keinginan Jokowi dan menterinya,” kata Agus.
Demikian juga di bidang politik, hukum dan keamanan. Menurut Agus, Menkumham justru mengambil langkah-langkah yang membuat kacau situasi politik.
"Contohnya masalah PPP dan Partai Golkar. Ini kan membuat kegaduhan yang tidak perlu. Saya harap ke depan semua menteri Jokowi mendukung program Jokowi yang pro rakyat dan tidak mengambil langkah-langkah yang berseberangan dengan Presiden Jokowi," sarannya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Susi Takut Dikutuk Internasional, Kenapa Ya?
Redaktur : Tim Redaksi