DI Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur, ada salah satu pegawainya yang bernama unik. Perempuan PNS itu adalah Aduhai.
--------------------
RULLY PRASETYO
-------------------
“Saya asli bernama Aduhai. Lengkapnya Erlisa Aduhai,” ujar pegawai negeri sipil (PNS) ini saat ditemui Jawa Pos Radar Kediri (Jawa Pos Group) di kantor kecamatan kota, Kota Kediri, kemarin siang (14/9).
BACA JUGA: Hindari Asap, Bocah Ini Pilih Mengungsi Hingga Borong Kamar Hotel
Aduhai ini asli warga Kota Kediri, tepatnya asal Jalan Setono, Kelurahan Ngadirejo, kecamatan kota. Aduhai menganggap, namanya adalah doa dari orang tuanya. Karena itu, meski namanya unik, dia tetap memakainya. Lencana nama Aduhai pun disematkannya di seragam dinas. Sehari-hari, di kantor maupun dinas, nama panggilannya adalah Aduhai.
Dengan nama Aduhai, kasi program evaluasi dan pelaporan (PEP) Kecamatan Kota Kediri ini sering menjadi bahan ‘bully’ teman-temannya. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) hingga kuliah, Aduhai sering digoda. Mereka sering menggoda Aduhai dengan nyanyian dan panggilan. “Saya pede saja saat digoda. Karena ini memang nama saya,” katanya.
BACA JUGA: Istri Sendiri pun Ditilang
Bahkan, saat sudah bekerja di Pemkot Kediri, Aduhai masih sering digoda oleh rekan-rekan dan atasannya. Bahkan, mantan Wali Kota Kediri Ahmad Maschut terang-terangan mengatakan, tidak percaya dengan nama Aduhai itu asli sesuai dengan kartu tanda penduduk (KTP)-nya.
Maschut menganggap Aduhai hanya nama panggilan saja. “Temen ta jenengmu Aduhai,” tanya Maschut dengan nada tak percaya seperti yang ditirukan Aduhai kala masih menjabat wali kota.
BACA JUGA: Gedung Tempat Sai juga Berdengung, Seakan Hendak Runtuh
Saat itu, Aduhai yang bertugas di bagian humas dan protokoler pemkot harus menjelaskan tentang namanya kepada Bapake Macan Putih tersebut. Setelah melihat KTP dan kartu pegawai Aduhai, Maschut akhirnya percaya dan hanya tersenyum. Sebab Aduhai memang benar-benar nama asli Aduhai.
“Tak hanya Pak Maschut, banyak orang yang tak percaya nama saya Aduhai,” terang perempuan berjilbab ini.
Selain sering diragukan orang karena keaslian namanya, Aduhai sering kaget saat di jalan. Karena banyak orang sering memanggil atau menyapa dengan sapaan ‘Hai’. Aduhai menduga orang tersebut memanggil namanya.
Makanya, PNS ini juga menengok ke arah orang yang memanggil Hai tersebut. Namun, setelah diamati, ternyata orang itu tidak memanggil Aduhai. Dia ternyata memanggil temannya.
“Saya jadi sering kecele saat ada orang bilang atau menyapa Hai di jalan,” urainya sambil tersenyum.
Meski begitu, perempuan ini tetap bersyukur dengan nama Aduhai. Ibu dua anak kelahiran Kediri, 8 November 1978 tersebut menganggap orang tuanya, yaitu Drs Widji Soeratno MBA MM dan Suwarmiasih memberinya nama karena berharap dirinya menjadi orang yang baik.
Nama ibarat doa. Makna Aduhai identik dengan kecantikan. “Ibu saya dulu Puteri Kediri. Orang tua ingin saya menjadi gadis cantik secantik ibu saya,” ungkapnya.
Karena itulah, Aduhai tidak protes kepada orang tuanya. Nama Aduhai tetap dipakainya. Bahkan, lulusan S2 Magister Sains Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang ini bertekad, tidak akan mengganti namanya dengan nama lain selama hidupnya.
Aduhai juga tidak mau memakai nama depannya, Erlisa, sebagai nama panggilan. Dia lebih sreg dengan nama panggilannya tetap Aduhai. “Saya bangga pakai nama Aduhai,” paparnya.
Yang menarik, meski Aduhai memiliki nama unik dengan banyak ‘cobaan’ tetapi dia dan Hari Totok Supriyanto SE, suaminya, tidak trauma dengan nama unik itu. Mereka justru memberikan nama unik kepada kedua anaknya. Yakni Herjuna Nareswara Pramadana dan Syailendra Praduta Nirwasita.
“Kami memilih nama-nama tokoh pewayangan agar mereka bisa bertingkah laku dan menjadi pemimpin seperti tokoh pewayangan tersebut,” terang Aduhai.
Apakah Aduhai tidak takut kedua anaknya akan digoda seperti dirinya? Aduhai tersenyum. Dia yakin anaknya tidak akan cengeng dengan godaan teman-temannya. Karena tokoh-tokoh tersebut adalah pemimpin. “Tidak masalah,” ujarnya. (ndr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suara seperti Guntur, Crane Itu Jatuh Tepat di Hadapan Saya
Redaktur : Tim Redaksi