jpnn.com, JAKARTA - Konferensi Asia Pasifik ke-12 tentang Pengendalian Tembakau (APACT12th) digelar di Bali mulai hari ini hingga Sabtu (15/9) mendatang. Agenda ini diyakini akan menjadi panggung bagi kelompok antitembakau untuk melakukan kampanye hitam terhadap industri.
Ketua Komite Nasional Pelestarian Kretek Muhamad Nur Azami mengatakan, industri hasil tembakau (IHT) saat ini tengah dipersepsikan sebagai penghalang tujuan SDG, serta menekan pemerintah untuk mengaksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Padahal, FCTC sendiri bertujuan untuk mematikan industri tembakau.
BACA JUGA: Industri Hasil Tembakau Kecil Ingin Simplifikasi Dijalankan
"Karena di dalamnya terdapat 38 butir pasal yang secara eksplisit mengatur pelarangan penyebaran produk hasil tembakau," ujar Muhammad dalam keterangan persnya, Kamis (13/9).
Menurut dia, sangat jelas bahwa penyelenggaraan APACT 12th memiliki agenda besar penghancuran salah satu komoditas strategis nasional, yaitu industri hasil tembakau. Karena itu, dia bersama sejumlah kelompok masyarakat pro-tembakau lainnya menolak penyelenggaraan APACT12th di Bali.
Muhammad juga menolak klaim kubu antitembakau bahwa IHT menjadi penghalang tercapainya tujuan SDG. Sebaliknya, dia mendorong pemerintah untuk melindungi dan memaksimalkan potensi IHT sebagai wujud tercapainya agenda prioritas Nawa Cita dan tujuan SDG.
"Kami juga mendorong pemerintah harus melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) IHT dalam pengambilan kebijakan," terangnya.
BACA JUGA: Ketua APTI: Tembakau Indonesia Dalam Tekanan Bisnis Asing
Terakhir, Muhammad menolak segala bentuk intevensi asing yang bertujuan untuk mengaksesi FCTC dan menjadi ancaman bagi keberlangsungan IHT.
"Kami mengimbau kepada masyarakat luas agar tidak terjebak oleh segala bentuk gerakan antitembakau yang menggunakan berbagai isu untuk menghancurkan kedaulatan nasional," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Gerakan Antitembakau Mulai Menggerogoti Kedaulatan Nasional
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayoritas Perda Kawasan Tanpa Rokok Memojokkan Produsen
Redaktur & Reporter : Adil