JAKARTA - Pelaku bisnis mebel dan kerajinan bakal agresif membidik pasar luar negeriUtamanya dengan menyelenggarakan pameran baik di dalam maupun luar negeri
BACA JUGA: Khawatir Harga Cabe Naik Lima Kali Lipat
Langkah tersebut sebagai antisipasi agar penjualan produk mebel ke pasar global tidak makin terjun bebas.Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahjono mengatakan ekspor terus mengalami penurunan sejak Maret lalu
Menurut data Badan Pusat Statistik yang dioleh Asmindo menunjukkan realisasi ekspor sampai juni tahun lalu sebesar USD 1,46 miliar
BACA JUGA: BI Imbau Nasabah Perhatikan SBDK
Sedangkan pada 2011 ada penurunan sampai 21,31 persen dengan nilai hanya USD 1,15 miliarBACA JUGA: Waspadai Daging Glonggongan dan Ayam Bangkai
’’Sebenarnya saya agak pesimistis (tercapai), tapi minimal sama dengan tahun lalu saja sudah bagus,’’ ucap dia saat konferensi pers International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 11-14 September 2011 kemarin (12/7)Realisasi sampai akhir 2010 lalu membukukan penjualan sebesar USD 2,72 miliar atau tumbuh 20,92 persen.
Karena itu, pihaknya pada semester kedua terbilang agresif dengan menyelenggarakan pameran di dalam negeri maupun luar negeriUntuk pameran di dalam negeri dijadwalkan September nanti, Asmindo akan menggelar IFFINA ke-2Ambar menargetkan mampu menggaet 1.500 buyer asing dari Asia, Australia, Afrika dan buyer dari negara tradisional.
’’Kita menerapkan sistim untuk buyer utama mendapat free hotel selama dua hariSelain itu, bagi yang ikut pada pameran nanti bakal dapat keuntungan yakni bisa mendapat harga yang sama untuk produk mebel pada tahun depan,’’ ucapnyaDikatakan, kalau pihaknya tidak agresif maka penjualan ekspor bisa lebih anjlok di kisaran 30-40 persen
Selain itu, pihaknya juga akan menggelar pameran untuk produk lokal di pasar TiongkokAgenda tersebut bekerjasama dengan pemerintah setempat yang berupa subsidi sewa tempat, sehingga bisa mendapatkan harga lebih rendahDikatakan, selama ini ekspor ke Tiongkok terbilang rendah
’’Untuk itu kita masuk ke sana di segmen menengah ke atas dan menaikkan nilai ekspor ke USD 70 jutaSelain Tiongkok, kami siap menembus pasar baru seperti Korea dan Taiwan serta negara di AfrikaSaat ini pasar Eropa turun 30 persen dan Timur Tengah sedang tidak stabil, karena itu kita terus membidik pasar baru,’’ ucapnya(res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Baja Diprediksi Tembus 9,5 Juta Ton
Redaktur : Tim Redaksi