jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengaku tidak pernah membahas tentang musyawarah nasional luar biasa (munaslub) partainya untuk mengganti Setya Novanto dari kursi ketua umumadanya Munaslub untuk mengantikan Setya Novanto dari jabatan ketua umum.
Wacana tentang perlunya Golkar menggelar munaslub bergulir menyusul kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang menyeret Novanto. Kalangan Golkar adalah Yorrys Raweyai dan Ahmad Doli Kurnia.
BACA JUGA: Setnov Terseret Kasus e-KTP, Elektabilitas Golkar Tergerus
Namun, Agung mengaku tak pernah membahas soal wacana munaslub. "Saya tidak tahu, baru dengar juga," tegas Agung kepada JawaPos.Com, Senin (24/4).
Oleh sebab itu, Agung menyebut wacana yang dilontarkan Yorrys hanya pedapat pribadi. ”Bukan keputusan partai," katanya.
BACA JUGA: Golkar Persilakan Presiden Ganti Menteri yang Tak Produktif
Sampai saat ini, kata Agung, Partai Golkar tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah terhadap Novanto. Karenanya Agung juga meminta Yorrys tak mengumbar pernyataan di publik yang berpotensi menimbulkan kegaduhan.
"Sebaiknya pernyataan tidak dilontarkan langsung ke publik. karena akan membuat gaduh, keresahan," ungkapnya.
BACA JUGA: Golkar Tidak Tinggal Diam jika Novanto jadi Tersangka
Sebelumnya Yorrys yang juga koordinator Bidang Polhukam Partai Golkar mengaku sudah mulai membicarakan soal munaslub dengan dewan pembina, dewan pakar, dewan kehormatan, hingga dewan pimpinan daerah (DPD) tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Yorrys meyakini Setnov -panggilan Novanto- akan segera menjadi tersangka kasus e-KTP.(cr2/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korupsi di Birokrasi Lebih Sulit Disentuh
Redaktur : Tim Redaksi