Agus Yudhoyono: Jangan Tunggu Hati Pemeluk Agama Tersakiti

Senin, 12 Desember 2016 – 14:17 WIB
Agus Yudhoyono. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni melakukan kampanye terbuka di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Minggu (11/12). 

Agus menyampaikan pidato politik bertema NKRI dan Kebhinekaan. Alasannya, DKI Jakarta merupakan rumah besar dari suku, agama, dan ras.

BACA JUGA: Lihat Nih! Duet Anies-Sandi Menyanyikan Rindu Rasul

"Kerukunan hidup antara warga dengan suku, ras dan agama yang berbeda, bukan hal baru," kata Agus. 

Agus menyatakan, kehidupan Jakarta yang heterogen sudah berjalan selama belasan tahun. Meski begitu, tidak ada rasa takut dalam menjalani hidup. "Karena semua menjaga dan saling menghormati tanpa harus menjadi homogen," ucapnya. 

BACA JUGA: Anies Beri Kuliah Subuh di Masjid Sunda Kelapa, Ini Isi Ceramahnya

Bagi Agus, kebhinekaan adalah DNA Jakarta. Karenanya, dia berharap para pemimpin dan tokoh masyarakat bisa terus menyuburkan kasih sayang dan rasa persaudaraan di antara masyarakat. 

"Jangan sebaliknya mudah menyebarkan serta membesarkan rasa kebencian di antara mereka semua," tutur Agus.

BACA JUGA: Gelar Maulid Nabi, Tim Pemenangan Berharap Ahok Didoakan

Selain itu, Agus meminta pemimpin Indonesia termasuk pemimpin Jakarta, tidak boleh berjiwa partisan. Khususnya, jika menyangkut keberagaman sebagai bangsa.

"Yang harus kita suburkan adalah "love" atau kasih sayang, dan bukan kebencian," ujar Agus. 

Menurut Agus, jika ada gejala atau insiden-insiden kecil yang bisa mengganggu kerukunan antar komponen yang berbeda identitas, maka pemimpin harus segera mengambil langkah-langkah yang tepat dan bijak. Dengan begitu, hal itu tidak berkembang ke arah yang lebih buruk.

"Negara harus hadir dengan cepat, jangan membiarkan kemudian ternyata terlambat, sudah tersakiti, sudah terluka, sudah tergores hati para pemeluk agama di negara kita, dan juga tergesek antara komunitas yang berbeda identitas tersebut," ujar Agus.

Agus menyarankan dialog antar forum kerukunan perlu dihidupkan. Ini sebagai wadah yang sah dan memiliki legitimasi yang tinggi. Sehingga, kerukunan dan kebersamaan warga Jakarta bisa terus terjaga.

"Kalau wadah dan forum kerukunan itu telah ada, menurut saya harus lebih ditingkatkan intensitas dan efektifitasnya," ucap Agus.

Untuk menjaga kerukunan dan Kebhinekaan, menurut Agus, tidak harus selalu dikaitkan dengan upaya pencegahan konflik.

"Banyak cara yang bisa kita lakukan. Menggelar acara budaya, pameran, kuliner, wisata sejarah dan kegiatan sejenis yang dapat lebih menyatukan serta meningkatkan apresiasi satu sama lain juga sebuah cara yang baik," ungkap Agus. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Politik Uang Bisa dari Jual Aset Hingga Pejudi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler