PARA siswa setingkat SLTA kerap kali tertutup jika menghadapi masalah prbadi dan enggan untuk berbagi kepada guru. Masalahnya diduga karena ada "jarak" antara guru dengan siswa. SMK Diponegoro Majenang membuat terbosan. Siswa curhat ke teman sekelas.
---------
HARYADI NURYADIN, Majenang
---------
Dengan wajah tertunduk, seorang siswi duduk didampingi 4 orang teman sekelas. Mereka bukan tengah memperbincangkan pelajaran. Namun mencoba mendengarkan masalah khas anak baru gede yakni berebut pacar.
Satu siswi itu sedang curhat, empat temannya yang lain mendengarkan. Pemandangan ini kerap terlihat di ruang Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIK R) di SMK Diponegoro.
BACA JUGA: Menilik Upaya Pasukan TNI Penanganan Kebakaran Lahan Gambut di Kalsel
Di ruang tersebut, semua siswa bisa dengan mudah mencurahkan isi hati dan permasalahan kepada konselor yang juga masih duduk di bangku sekolah.
"Yang paling sering kita tangani adalah masalah pacaran. Ada yang rebutan atau lainnya," ujar Ketua PIK R SMK Diponegoro, Yesi Martiyani.
BACA JUGA: Agus, Pria dengan Sederet Catatan Hitam Itu Ikut Tahlilan, Lantas Ditahan
Dia mengatakan, sepanjang tahun ini dia dan pegiat PIK R di sana sudah berulang kali menangani masalah tersebut. Bahkan sempat ada salah satu siswi yang datang ke ruang itu dengan kondisi kalut dan nampak sangat "down". Masalah yang dihadapi anak tersebut juga khas ABG lainnya.
"Setelah kita kasih konseling beberapa kali, dia mulai terlihat berubah dan lebih semangat untuk belajar," katanya.
BACA JUGA: Aturan Keamanan Makin Ketat, Kenyamanan Publik Ditingkatkan
Karena kebiasaan mendengar curahan hati (curhat) seperti itulah, ekstrakurikuler (ekslul) ini mendapat julukan khusus dari siswa di sana. Hampir semua siswa seolah sepakat menjuluki semua pegiat dan eksul PIK R sebagai organisasi curhat. "PIK ini dijuluki organisasi tempat curhat," ujarnya tersenyum.
Pembina PIK R SMK Diponegoro, Sutan Bazari mengatakan, keberadaan PIK R ini pada dasarnya untuk mencegah kenakalan remaja. Termasuk dengan memberikan konseling kepada siswa sebaya agar bisa menumpahkan perasaan tanpa ada yang ditutupi.
"Jika masalah dipendam, tentu psikologis anak makin tertekan. Yang kita khawatirkan, anak ini akan salah dan terjerumus ke kenalakan rejama. Ini yang kita cegah," katanya.
Dia menjelaskan, seluruh pegiat PIK R disana sudah mendapatkan pelatihan dari dinas terkait dalam hal ini Bapermas PP PA dan KB Kabupaten Cilacap. Pelatihan juga sudah diberikan kepada siswa pendidik yang bertugas menjadi mentor bagi konselor.
"Mereka sudah ikut pelatihan," katanya. (*/ttg/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beginilah Kondisi Rumah Ags yang Malam Itu Diputeri Anjing Pelacak
Redaktur : Tim Redaksi