Menilik Upaya Pasukan TNI Penanganan Kebakaran Lahan Gambut di Kalsel

Minggu, 11 Oktober 2015 – 18:27 WIB
Para anggota TNI Polri yang berupaya memadamkan hutan di Kalsel. FOTO: Radar Banjarmasin

jpnn.com - Pantang tugas ditolak, pantang tugas tak selesai. Begitulah perjuangan ribuan pasukan TNI dari Kodam VI Mulawarman dalam operasi pemadam kebakaran lahan di Kalimantan Selatan. Siang malam mereka berjibaku memadamkan api. Tentu saja perjuangan itu menuntut fisik yang kuat, hingga ide mengurai titik api yang terus mengancam.

 

BACA JUGA: Agus, Pria dengan Sederet Catatan Hitam Itu Ikut Tahlilan, Lantas Ditahan

APRIYANTO, Banjarmasin

--------------------------------------

BACA JUGA: Aturan Keamanan Makin Ketat, Kenyamanan Publik Ditingkatkan

DUA titik api di wilayah Kecamatan Landasan Ulin, Kabupaten Banjar Baru, Kalimantan Selatan, menjadi titik utama lebih dari sebulan yang lalu, sejak kawasan itu dilahap si jago merah. 

Satuan tugas sejak 1 September hingga 15 November mendatang dikomandani Danrem 101 Antasari, Kolonel Inf Muhammad Abduh Ras.

BACA JUGA: Beginilah Kondisi Rumah Ags yang Malam Itu Diputeri Anjing Pelacak

Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi kabut asap serta pemadaman api yang terjadi di tiga desa, yaitu Guntung Payung, Guntung Damar, dan Sambang Lihum. 

Lokasi yang menjadi fokus para prajurit TNI dari sejumlah kesatuan ini berada di posko Guntung Payung, di mana lokasinya hanya berjarak satu kilometer dari Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin. 

Di lokasi ini berbagai upaya dilakukan untuk memadamkan lahan yang sebagian besar merupakan lahan gambut. 

Pemadaman ini harus dilakukan dari atas dan bawah tanah sendiri. Salah satu upaya untuk memotong jalur api yang merambat lewat bawah tanah dengan pembuatan kanalisasi serta normalisasi sungai. 

“Di sekitar bandara ini menjadi fokus perhatian kami untuk dilakukan pemadaman, karena kabut asap dari lokasi ini memengaruhi penerbangan di bandara, kalau banyak asap bandara akan tutup,” ujar Danrem Abduh saat ditemui di posko Guntung Payung bersama Kapendam VI/Mlw Kolonel Inf Andi Gunawan, Jumat (9/10).

Pembuatan kanal sendiri dilakukan di hamparan lahan di Guntung Payung yang luas lahan sekitar 2.500 hektare dan sebagian besar merupakan lahan gambut. 

Selain itu, pembuatan embung sebagai penampung air juga dilakukan untuk menampung air yang nantinya dipergunakan untuk memadamkan kabut asap serta api yang sewaktu-waktu muncul dengan sendirinya.

“Sebenarnya tidak hanya di sini, di wilayah lainnya juga terjadi hal yang sama, namun karena di sini dekat dengan bandara menjadi fokus kami di sini. Sedangkan di wilayah lain di-cover oleh masing-masing dandim di wilayah tersebut. Karena tiap kodim memiliki pemadam masing-masing, ketika ada kebakaran terjadi, mereka langsung keluar duluan,” paparnya.

Selain operasi darat, operasi pemadaman juga dilakukan melalui udara dengan pola water boombing. 

Ada empat helikopter yang digunakan, yaitu satu unit Bell 412 PK-DAS dan tiga unit tipe Kamov yang setiap hari bergantian melakukan water boombing. Dalam operasi udara ini, pasukan TNI yang berada di darat mencari titik api dan menentukan titik koordinatnya.

“Jadi polanya operasi penindakan, awalnya pesawat yang digunakan hanya dua Bell dan Kamov, terhitung hari ini ditambah lagi dua unit pesawat Kamov dari Rusia, jadi totalnya empat pesawat,” bebernya.

Untuk operasi udara sendiri, semuanya langsung dikendalikan oleh komandan Lanud Banjarmasin. Selain water boombing dalam operasi udara juga akan dilakukan hujan buatan. Namun saat ini awan yang ada di langit Kalsel belum terkumpul. 

“Jadi masih dalam proses, karena kami harus menunggu awan terkumpul terlebih dahulu,” katanya.

Selain melakukan pemadaman api dan kabut asap, pola pencegahan juga dilakukan oleh personel anggota TNI dan Polri yang ada. 

Dengan cara melakukan sosialisasi ketentuan dan aturan yang mengatur tentang pembakaran lahan dan hutan, baik secara perorangan maupun perusahaan. Para prajurit ini melakukan sosialisasi hingga ke pelosok-pelosok terpencil dengan melakukan sosialisasi.

“Jika ditemukan ada yang membakar langsung dipanggil dan diperiksa, jika terbukti langsung diproses hukum, itu yang menangani bagian subsatgas penegakan hukum di Polda Kalsel,” pungkasnya.

Para personel TNI ini mulai melakukan tugasnya sejak pukul 07.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Tidak pernah mengeluh dan selalu bersemangat, para prajurit ini setiap hari melakukan pemadaman api dan asap serta membuat kanal dan embung demi memutus jalur api.(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MENGHARUKAN, Ayah Bocah yang Mayatnya Dibungkus Kardus Itu Taruh Kado di Makam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler