Ah, Si Cantik Ini Terlalu Kuat?

Senin, 07 Desember 2015 – 17:05 WIB
Airin Rachmi Diany. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Kajian Politik Islam dan Pancasila, Yudha Firmansyah menilai, tidak sulit memrediksi pemenang Pilkada Tangerang Selatan 9 Desember 2015. Pasalnya, peta kekuatan tiga pasangan calon yang bertarung memperebutkan posisi orang nomor satu dan nomor dua di Kota tersebut, sudah sering diuji dan dikaji.

"Indikatornya sederhana, hasil survei. Hasil survei beberapa lembaga menunjukkan tidak ada perubahan siginifikan. incumbent (Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie,red) tetap unggul," ujar Yudha, Senin (7/12).

BACA JUGA: Waspada Serangan Fajar, Seluruh TPS Rawan Kecurangan?

Menurut Yudha, pasangan ini terlalu kuat untuk dikalahkan. Karena memiliki infrastruktur politik yang solid serta tersebar merata di seluruh kecamatan hingga ke tempat-tempat pemungutan suara. 

"Saya lihat mereka sudah bekerja efektif sejak jauh hari. Di sinilah kuncinya kenapa walaupun pasangan ini sering diterpa isu negatif, di bawah (di tengah masyarakat Tangsel,red) tidak terjadi turbulensi pemilih," ujarnya.

BACA JUGA: Nizar Zahro: RJ Lino Makin Terpojok

Selain dari infrastruktur, Yudha juga mendasari penilaian dari penampilan masing-masing Paslon saat debat kandidat beberapa hari lalu. Baginya, perilaku tiap pasangan calon mencerminkan tingkat kepercayaan diri masing-masing atas gambaran hasil Pilkada.

"Saya tidak mau mengatakan bahwa mereka sudah sama-sama tahu hasilnya nanti. Tapi attitude mereka kira-kira mengarah ke situ," ujarnya.

BACA JUGA: Minimalisir Penggelembungan Suara, KPUD Diminta Lakukan Ini

Calon Wali Kota Nomor Urut 1 Ikhsan Modjo yang berpasangan dengan Li Claudia Chandra (Alin) kata Yudha, tampil cukup agresif dan percaya diri. Paling tidak terlihat dari materi yang disampaikan, kerapkali menyerang Airin-Ben.

"Namun gaya komunikasi Ikhsan yang datar membuat serangan itu tumpul dan mudah dipatahkan," tegasnya.

Materi yang disampaikan Ikhsan kata Yudha, sebenarnya juga cukup bagus. Sayangnya, terkesan menganggap panggung debat sama dengan forum diskusi. 

"Beliau terlalu hati-hati. Perhatiannya lebih ke catatan dan Paslon nomor 3 (Airin-Ben). Tidak tampak obsesi memengaruhi pilihan publik," ujarnya.

Demikian juga dengan calon Wali Kota Nomor 2 Arsid yang berpasangan dengan Elvier Ariadianne, Yudha menilai penyampaian visi misinya pada debat juga terlalu normatif. Banyak hal yang disampaikan masih bersifat umum serta belum menyentuh tataran aksi dan implementasi.

"Padahal perlu diingat, debat adalah panggung kampanye untuk meyakinkan publik," ujar Yudha.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Syarat KTP Saja untuk Bisa Memilih Ternyata Bahaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler