Ahmad Basarah: Ahistoris kalau Ada Ormas Anti-Pancasila

Rabu, 25 Mei 2022 – 21:44 WIB
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menjadi pembicara dalam acara Pendidikan dan Pelatihan bagi Organisasi Massa (Ormas) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/5). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, MAKASSAR - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah memberikan ceramah kebangsaan dalam acara Pendidikan dan Pelatihan bagi Organisasi Massa (Ormas) yang diprakarsai Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/5).

Dalam ceramahnya, Basarah menegaskan forum seperti ini sangat penting untuk memperkokoh dan memantapkan ideologi Pancasila.

BACA JUGA: Ahmad Basarah: Kepala Daerah Wajib Ajak Masyarakat Tangkal Radikalisme

Selain itu, sebagai sarana refleksi bahwa ormas, organisasi sosial, dan organisasi partai politik memiliki andil penting dalam mendirikan NKRI dengan Pancasila sebagai dasar negaranya.

Basarah menjelaskan berdirinya NKRI bukan jatuh dari langit. NKRI berdiri atas jasa para pejuang, syuhada bangsa, serta tokoh bangsa lain yang multietnis dan menyepakati Pancasila sebagai dasar negara.

BACA JUGA: Ahmad Basarah Optimistis Semangat KAA Warnai Presidensi G20

"Kalau hari ini ada ormas, orsospol yang anti-Pancasila, hal tersebut ahistoris," kata Basarah mengawali ceramahnya.

Di hadapan peserta seminar, Basarah memberikan contoh ormas-ormas yang telah dibubarkan pemerintah karena terbukti menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila.

BACA JUGA: Basarah Minta Pemerintah Pimpin Pembentukan Justice Forum for Palestine

Undang-Undang Ormas Nomor 16 Tahun 2017 menegaskan salah satu tujuan pembentukan ormas adalah berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan NKRI yang berdasarkan Pancasila.

Selain itu, diatur soal ormas dilarang menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila.

Pasal 13 UU Partai Politik juga menegaskan bahwa partai politik wajib mengamalkan Pancasila.

Terhadap realitas otentik yang dihadapi bangsa Indonesia, Basarah mengajak seluruh peserta yang hadir untuk masuk dan menyelami alam pikiran pendiri bangsa yang sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.

Sejarah perjalanan bangsa merekam jelas, peran penting organisasi pergerakan.

Sebut saja Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Jong Java, Jong Celebes, hingga PNI berperan penting merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Jejaknya terlihat jelas dari Kongres Pemuda II atau Sumpah Pemuda 1928, hingga Proklamasi kemerdekaan 1945.

Pancasila sebagai dasar negara merupakan kesepakatan para pendiri bangsa.

Ada peran penting Bung Karno, Bung Hatta, KH Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, A.A. Maramis, Latuharhary, dan yang lainnya.

"Inilah pelajaran penting yang bisa kami ambil. Jas Merah (jangan sekali-kali meninggalkan sejarah) dan Jas Hijau (jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama) saling melengkapi," ungkap Basarah.

Keduanya merupakan slogan kebersamaan. Para pendiri bangsa telah mewariskan Pancasila sebagai dasar negara.

Basarah mengajak segenap aktivis ormas yang hadir untuk memegang teguh dan mengamalkan Pancasila.

"Pancasila adalah ideologi yang mengikat bagi seluruh komponen bangsa, begitu juga dengan ormas, orsospol, dan partai politik terikat dengan ideologi Pancasila. Mari, kita warisi api perjuangan para pendiri bangsa. Mari yakini dan amalkan Pancasila," tandas Basarah. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler