Basarah Minta Pemerintah Pimpin Pembentukan Justice Forum for Palestine

Senin, 18 April 2022 – 17:50 WIB
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mendorong pemerintah Indonesia untuk memprakarsai pembentukan Justice Forum for Palestine. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengecam keras kekerasan oleh polisi Israel terhadap jemaah salat Subuh di Masjid Al Aqha.

Karena itu, Basarah mendorong Indonesia untuk memimpin parlemen dunia untuk membentuk Justice Forum for Palestine setelah serangan membabi buta polisi Israel itu.

BACA JUGA: Basarah Minta GM FKPPI Ikut Perkuat Benteng Pancasila di Era Metaverse

Dia berpendapat Indonesia seharusnya mengambil inisiatif dalam pembentukan forum itu di kancah internasional.

‘’Kami rasanya sudah bosan meminta Israel menghentikan kekerasan yang sering dilakukan saat Ramadan dan PBB tidak pernah mengambil tindakan,'' ungkap Basarah, Senin (18/4).

BACA JUGA: Basarah Beri Pesan Khusus kepada Guru Dayah di Aceh Barat

Karena itu, langkah konkret harus segera diambil. Parlemen dunia bisa membuat keputusan politik tingkat dunia dan Indonesia menjadi pemrakarsanya.

Dalam dua hari terakhir, media internasional memberitakan polisi Israel kembali menebar teror.

BACA JUGA: Kecam Kekerasan terhadap Warga Palestina, MUI Sebut Israel Negara Penjahat

Mereka mengusir dan memukuli warga Palestina yang hendak melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Al Aqsa, Jumat (15/4).

Sekitar 158 warga Pelestina mengalami luka-luka serius karena dipukuli dan dikeroyok polisi Israel.

Kegaduhan muncul karena provokasi iklan online yang menyerukan kelompok ekstremis Yahudi menyerbu Masjid Al Aqsa selama Paskah dan mengorbankan hewan di halaman masjid.

Provokasi ini membuat umat Kristen dan Muslim Palestina bersatu dan bertekad siap mati membela Masjid Al Aqsa.

Menurut Ahmad Basarah, melawan keganasan dan kejahatan kemanusiaan yang bertubi-tubi dilakukan Israel tidak lagi cukup dengan imbauan di media cetak atau sosial.

Hampir setahun lalu pada pertengahan Mei, Israel menewaskan 83 warga sipil Palestina, termasuk 17 anak.

Kini, mereka berulah lagi menumpahkan darah di Masjid Al Aqsa.

‘’Saat itu, AS tetap memblokir rapat darurat DK PBB yang punya agenda tunggal membahas perseteruan Israel-Palestina. PBB melempem dan tokoh dunia hanya mengecam lewat media sosial,’’ tandasnya.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu menegaskan, sebagai manifestasi Dasasila Bandung, Indonesia tak pernah berhenti mendukung penuh berdirinya negara Palestina.

Spirit antipenjajahan Bung Karno ini tidak boleh padam.

Indonesia dulu menolak kehadiran Israel pada Asian Games 1962 di Jakarta sebagai bentuk solidaritas kepada Palestina.

"Untuk melanjutkan spirit itu, rasanya tidak berlebihan jika Indonesia memprakarsai pembentukan forum dunia untuk keadilan bagi Palestina,’’ tandas Basarah.

Menurut Dosen Universitas Islam Malang ini, negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) punya potensi besar untuk memperjuangan keadilan buat Palestina.

OKI menggandeng himpunan parlemen-parlemen negara anggota OKI yang bernaung di bawah Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di negara masing-masing.

‘’Setahu saya, PUIC memiliki anggota 54 parlemen dan 21 observer dari organisasi parlemen regional dan internasional,'' ungkapnya.

Kalau potensi ini dimaksimalkan dan Kementerian Luar Negeri Indonesia mau berinisiatif menggalang kekuatan politik, martabat Indonesia makin tinggi.

Sebagai langkah awal, Ahmad Basarah mengusulkan agar pimpinan MPR, DPR, dan DPD RI segera melakukan syura dengan mengumpulkan seluruh pimpinan parlemen dunia.

Khususnya dari negara-negara berpenduduk mayoritas muslim di Jakarta.

Mereka diminta duduk bersama membahas semua persoalan Palestina-Israel lalu membuat keputusan politik tingkat tinggi yang akan dibawa ke forum PBB.

‘’Harus ada yang memulai. Jika tidak, kemerdekaan Palestina selamanya jadi wacana. Saya optimistis parlemen Indonesia bersama negara muslim lain menjadi lokomotif perdamaian Palestina-Israel," tandasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler