Ahmad Basarah: Jika Kasus Omicron Meningkat, PTM Harus Dievaluasi

Senin, 17 Januari 2022 – 14:00 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah dalam Seminar Nasional bertajuk "Refleksi Akhir Tahun, Memutus Ekosistem dan Episentrum Mafia Tanah", di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (14/12). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengingatkan pemerintah agar mengevaluasi kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen jika kasus penularan Omicron terus meningkat cepat.

Apalagi, kata dia, pemerintah pusat sudah memprediksi puncak kasus Omicron di Indonesia akan terjadi pada Februari hingga awal Maret 2022.

BACA JUGA: Ariza Pertimbangkan Usulan soal PTM dari Komnas Pendidikan, Bakal PJJ Lagi?

Menurut dia, prediksi pemerintah pusat harus dijadikan alarm oleh Kemendikbudristek.

Dia menginginkan sekolah menjadi cluster baru bagi penyebaran Omicron.

BACA JUGA: 15 Sekolah Ditutup Akibat Covid-19 saat PTM, Wagub DKI Berkata Begini

"Jiwa dan kesehatan generasi bangsa tidak boleh dijadikan eksperimen," kata Ahmad Basarah di Jakarta, Senin (17/1).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan berdasarkan trajectory kasus Omricon di Afrika Selatan, puncak gelombang diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

BACA JUGA: Ahmad Basarah Ajak Mahasiswa USK Teladani Perjuangan Syuhada Bangsa

Inggris dan Afrika Selatan telah melewati puncak harian kasus varian Omicron, tetapi peningkatan kasus Covid-19 di India, Thailand, dan Filipina masih cukup tinggi.

Menurut dia, berdasarkan prediksi pemerintah pusat itu, semua pihak yang berkaitan dunia pendidikan mestinya menyadari bahwa peningkatan kasus Omicron di Indonesia kemungkinan bisa terjadi.

Dia mengaku prihatin dengan cepatnya penularan Omicron di Indonesia yang mencapai 748 kasus pada pertengahan Januari 2022.

Di Ibu Kota Jakarta saja, lanjutnya, sudah terdeteksi 19 pasien Covid-19 dari 15 sekolah.

Menurut Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu, jika Kemendikbudristek tidak segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan PTM 100 persen, sangat mungkin sekolah akan menjadi cluster baru.

Apalagi, kata Ahmad Basarah, mengutip pernyataan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, penyebaran Omicron sangat cepat.

Dari 748 kasus Omicron di Indonesia, 569 di antaranya akibat perjalanan ke luar negeri dan 155 kasus akibat transmisi lokal.

"Saya menyarankan, Kemendikbudristek juga Kementerian Agama dan dinas-dinas pendidikan di seluruh Indonesia mempertimbangkan kembali kebijakan PTM 100 persen yang kini sedang dijalankan," tegas Ahmad Basarah.

Dia memaklumi kekhawatiran terjadinya learning loos di antara generasi bangsa dalam menerapkan PTM 100 persen.

Namun, kata dia, keselamatan anak-anak sekolah juga harus diperhatikan agar terhindar dari virus tersebut.

"Ingat, jiwa generasi muda yang terancam akibat penyebaran Omicron juga harus kita perhatikan," ungkapnya.

Untuk itu, dia mendorong pemerintah baik di pusat maupun di daerah agar mempercepat vaksinasi anak usia 6-11 tahun minimal 70 persen sebelum pertengahan Februari.

Sementara itu, untuk vaksinasi anak usia 12-17 tahun yang sudah dimulai sejak Juli 2021 juga segera dituntaskan.

"Sebelum vaksinasi lengkap dua dosis diberikan pada siswa TK dan SD, sebaiknya PTM 100 persen buat mereka ditunda dulu," tutup Ahmad Basarah. (mrk/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahmad Basarah Sebut Pujian Gibran untuk Anies Baswedan Wajar


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler