Ahmad Iman: Membumikan Sumpah Pemuda di Era Milenial

Ujaran Kebencian dan Berita Hoaks Adalah Pengkhianatan Terhadap Makna Sumpah Pemuda

Minggu, 28 Oktober 2018 – 07:55 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Ahmad Iman. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Ahmad Iman mengingatkan betapa pentingnya membumikan kembali spirit Sumpah Pemuda bagi generasi milenial saat ini.

Menurut Iman, makna sumpah Pemuda yang didengungkan para pemuda Indonesia pada 27-28 Oktober 1928, harus tetap hidup dan tertanam dalam jiwa generasi muda zaman now.

BACA JUGA: Merawat Sumpah Pemuda Pada Generasi Milenial

“Bukan hanya penting, justru Sumpah Pemuda yang diikrarkan 90 tahun silam menemukan kembali urgensinya untuk ditanamkan dalam benak pemuda milenial sekarang ini. Sebab perkembangan teknologi informasi telah menimbulkan banyak pergeseran tatanan pergaulan sosial bangsa Indonesia,” ujar Iman, Minggu (28/10/2018).

Menurut Iman, menjaga keutuhan dan persatuan bangsa memiliki tantangan berat ketika teknologi komunikasi memunculkan banyak ekses negatif. Misalnya maraknya berita hoaks, ataupun ujaran kebencian yang jelas-jelas dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Membangun Karakter Pemuda di Era Milenial

"Jika tidak waspada, perkembangan teknologi ini akan mengancam persatuan. Gerakan Sumpah Pemuda bisa luluh lantah akibat maraknya hoaks, ujaran kebencian, dan hal-hal lain yang menimbulkan perpecahan," jelas Iman.

Calon Anggota Legislatif dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta II (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri) ini menambahkan, berita hoaks dan aksi saling hujat adalah musuh utama sumpah pemuda. Bahkan penyebaran kebencian dapat diartikan sebagai upaya melawan ikrar Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA: Pemuda Harus Berkontribusi Membangun Indonesia Lebih Baik

"Ujaran kebencian dan berita hoaks bisa saja disebut sebagai pengkhianatan terhadap Sumpah Pemuda," tegasnya.

Iman mengakui, tak ada satu pun negara di dunia yang bisa membendung pesatnya perkembangan teknologi. Sekat dan batasan-batasan antarbangsa, budaya, termasuk dalam berbahasa sudah semakin lentur dengan globalisasi di segara bidang kehidupan.

Kendati demikian, lanjut Iman, perkembangan teknologi informasi akan membawa manfaat jika para pemuda bisa lebih bijak menggunakannya. Generasi melenial pun semestinya bisa meningkatkan produktivitas dengan adanya kemudahan dalam membangun jaringan sosial.

"Dengan keterampilan dan karya yang inovatif, saya sangat yakin pemuda Indonesia akan mampu bersang dengan negara-negara lain jika bisak dalam memanfaatkan teknologi media," jelas mantan Jurnalis ini.

Pada bagian akhir, Iman mengingatkan, pemuda yang saat ini usianya 35 tahun ke bawah akan menjadi nahkoda bangsa Indonesia 20 atau 30 tahun ke depan. Jika tidak disiapkan dari sekarang, Iman khawatir masa depan Indonesia ke depan akan suram.

"Bagaimana nasib Indonesia di masa mendatang? Jawabnya harus kita siapkan dari sekarang. Maka itulah, semangat sumpah pemuda 90 tahun silam harus tertanam di sanubari anak muda zaman now,” tuntas Iman.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Sumpah Pemuda dengan Berbagi untuk Sesama


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler