jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) I NTT Ahmad Yohan mengutuk aksi penyerangan dan kekerasan yang dilakukan sekelompok warga terhadap sejumlah mahasiswa Katolik yang tengah melakukan ibadat (berdoa Rosario) di Kampung Poncol, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (5/5) malam.
Ketua DPW PAN NTT ini pun meminta Kepolisian RI untuk mengusut kasus tersebut dan menangkap para pelaku, terutama provokator yang menyebabkan adanya penyerangan.
BACA JUGA: Viral Video Mahasiswa Universitas Pamulang Dianiaya-Dibacok Saat Ibadah, Polisi Bergerak
“Sebagai wakil rakyat dari NTT, saya mengutuk keras aksi sekelompok warga yang menyerang dengan membawa senjata tajam kepada para mahasiswa NTT yang tengah belajar, menuntut ilmu dan beribadat. Mereka tengah berdoa Rosario, tetapi kemudian warga setempat menyerang mereka, bahkan ada mahasiswi yang terluka karena sabetan senjata tajam. Aksi ini brutal, polisi harus tangkap para pelakunya, terutama provokatornya,” kata Ahmad Yohan dalam keterangan persnya, Senin (6/5)
Sebelumnya, viral di media sosial mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (Unpam) mengalami kekerasan hingga pembacokan saat melakukan ibadat.
BACA JUGA: Berkumpul dengan Mahasiswa Katolik, Jokowi Beri Pesan Khusus
Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya mengatakan kasus tersebut bermula saat sekelompok mahasiswa Katolik Unpam melakukan ibadah rosario pada Minggu (5/5) sekitar pukul 21.00 WIB.
"Semalam itu, malam Senin sekitar pukul 21.00 WIB ada rekan-rekan umat Kristiani yang sedang mengadakan doa Rosario," ujar AKP Dhady Arsya kepada wartawan.
BACA JUGA: Indahnya Toleransi Beragama saat Perayaan Idulfitri di Sulawesi Utara
Menurut Yohan, aksi tersebut tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan karena Indonesia merupakan negara yang menjamin warganya melakukan ibadah sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing.
"Tidak boleh aparat membiarkan aksi ini. Aparat harus menindak keras aksi-aksi yang merusak toleransi beragama," tegas Yohan.
Mantan Ketua Umum BM PAN ini pun menyampaikan apapun alasannya sekelompok warga tidak dibenarkan membubarkan kegiatan ibadah agama apapun.
"Semua pemeluk agama harus menjaga toleransi beragama. Tidak bisa asal membubarkan kegiatan ibadah agama apapun yang berbeda dengan mayoritas warga,” ujar Ahmad Yohan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari