jpnn.com - JAKARTA - Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bunter Cirebon KH Adib Rafiudin meminta agar seluruh umat Islam mengedepankan toleransi dan menghindari sikap diskriminatif.
Hal ini disampaikannya saat dikunjungi oleh Wakapolri Komjen Syafrudin dalam rangka silaturahmi.
BACA JUGA: Optimalkan Pengamanan Sumber Penerimaan Negara
Dia mengungkapkan bahwa Pondok Pesantren Buntet meminta kepada kiai dan santrinya untuk tidak berdemo.
"Kiai Pondok Pesantren Buntet menyatakan dengan tegas menolak untuk melaksanakan aksi demonstrasi," kata Adib, Jumat (25/11).
BACA JUGA: Mantan Ajudan Gus Dur: Nutup Jalan Untuk Jihad Nggak Masuk Akal
Adib juga kerap menitipkan pesan kepada seluruh alim ulama, habib, kiai, khususnya yang memiliki pengikut ratusan ribu massa, untuk menahan diri dan tidak terlibat dalam demonstrasi 2 Desember yang menuntut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diadili.
"Kami mengajak semuanya sebaiknya bersikap arif dalam menyikapi peristiwa yang telah terjadi. Dalam bahasa keseharian kita, Ahok itu kecil masa dikeroyok ratusan ribu massa?" ujarnya.
BACA JUGA: Ini 4 Alasan Ahok Harus Ditahan Versi Habib Rizieq
Sementara itu, Adib meminta agar semua umat Islam berpegangan pada ajaran Nabi Muhammad SAW. Dia juga mengutip hadis tentang toleransi.
"Pemimpin jangan blakblakan di depan orang banyak dengan maksud membuka aibnya. Tapi sampaikan dengan santun dan bahasa yang baik pada saat berdua," tandas dia.
Di samping itu, umat juga bisa mengambil pelajaran dari kisah Nabi Musa dan Nabi Harun yang diutus untuk mengingatkan Raja Firaun.
Menurutnya, Firaun merupakan orang paling berdosa dengan mengklaim sebagai Tuhan.
Namun, kedua nabi tersebut diutus untuk mengingatkan Firaun dengan santun.
"Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Surah At-Toha yang menyebutkan berbicaralah kamu berdua kepadanya, sampaikan kepada Firaun dengan bahasa yang halus serta tutur kata yang santun. Barangkali saja bisa sadar," jelas dia. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agus Menang, Agenda Pak Jokowi Rusak, Bu Mega Kembali Merana
Redaktur : Tim Redaksi