Ahok Sebaiknya Kerja, Djarot yang Bicara

Sabtu, 19 November 2016 – 16:04 WIB
Ahok-Djarot. Foto dok JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Pendiri lembaga Kedai Kopi, Hendri Satrio memprediksi demo 2 Desember 2016 kemungkinan terjadi karena adanya komunikasi yang tidak tuntas, terkait kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama.

“Demo 212, mungkin saja ada komunikasi yang tidak tuntas,” katanya dalam diskusi Ahok Effect di Jakarta, Sabtu (19/11).

BACA JUGA: KPK: Choel dan RJ Lino Adalah Utang Kami

Hendri juga menilai ada beberapa pernyataan di publik yang menyebut bahwa kasus ini merupakan masalah intoleransi.

“Saya lihat bukan masalah intoleransi,” katanya.

BACA JUGA: Kompromi Politik Solusinya

Menurut dia, di tengah Presiden Joko Widodo tengah berupaya menenangkan situasi, Ahok malah kembali mengeluarkan statemen panas.

Yakni, mempertanyakan apakah masyarakat yang demo pada 4 November 2016 dibayar Rp 500 ribu.

BACA JUGA: Demo 2 Desember, Djarot: Maunya Apa Toh Sekarang?

“Jokowi tenangkan situasi, Ahok statemen lagi, panas lagi,”  ujarnya.

Karenanya, Hendri berpendapat sebaiknya Ahok menggunakan strategi kerja, kerja, kerja saja. Biarkan yang berbicara di publik itu pasangannya di pilkada DKI Jakarta Djarot Saipul Hidayat.  

“Karena kalau dia (Ahok) bicara, ada konstelasi yang baru,” kata pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina ini.

Hendri menambahkan, yang terpenting sekarang ini adalah bagaimana menjaga dan menenangkan situasi. Jangan sampai terjadi benturan, sehingga Indonesia tetap aman.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Karena Ada yang Dianggap Super Tiba-Tiba MUI Salah?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler