Ahok Waspadai Banjir saat Coblosan Pilpres

Selasa, 08 Juli 2014 – 01:23 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Bencana banjir yang mengancam Jakarta jelang pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli diwaspadai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Apalagi, curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari ini, membuat beberapa daerah di Ibu Kota tergenang air.

Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menyiapkan kompi pengamanan banjir seperti di wilayah rawan banjir Waduk Pluit. Kompi ini terdiri dari anggota kepolisian, TNI dan Satpol PP DKI.

BACA JUGA: Pemeriksaan Tiga Saksi Dugaan Korupsi Transjakarta Ditunda

"Wilayah rawan banjir seperti Waduk Pluit kita tungguin. Kalau sampai pasang air laut bagaimana? Nanti Istana Negara bisa tenggelam," ujar Ahok, kemarin (7/7).

Dia juga mengatakan, ancaman banjir tidak hanya datang dari curah hujan saja, namun juga ancaman jebolnya waduk maupun pintu air. Karena itu, Pemprov DKI tidak ingin mengambil risiko sekecil apapun terhadap ancaman banjir yang akan melanda Ibu Kota saat pencoblosan Pilpres 2014 nanti.

BACA JUGA: Hujan Hanya Sejam, Pos Pengumben Banjir Lagi

"Karena itu saya sudah minta kepolisian untuk bersiaga penuh melakukan pengawasan dan pengamanan," katanya.

Lebih lanjut Ahok juga menyampaikan, setiap waduk maupun pintu air telah dijaga hingga 15 kompi pengamanan.  

BACA JUGA: Daftar Wilayah Jakarta yang Terkena Banjir Hari Ini

"Kita tidak mau ada risiko apapun! Misalnya Kanal Banjir Barat (KBB) jebol, TNI dan polisi lebih mengerti soal ini," ujarnya.

Dijelaskannya lagi, seluruh sumber daya dikerahkan, termasuk ratusan Satpol PP DKI Jakarta yang turut membantu pengamanan waduk dan pintu air yang ada di DKI.

Sementara itu, anggota DPRD DKI Jakarta, Taufik Hadiawan mendukung upaya Ahok mengantisipasi banjir terutama saat pencoblosan Pilpres, Rabu (9/7) nanti. Karena itu, dia juga mendesak dinas terkait membantu.

"Seperti Dinas PU DKI, berusaha sekuat tenaga membantu Ahok mengamankan Ibu Kota. Dinas PU jangan berpangku tangan dong. Harus berusaha mengamankan Jakarta dari ancaman banjir," cetusnya.

Sementara itu, hujan deras yang melanda Ibu Kota, Senin (7/7) selama tiga jam, mulai pukul 15.00-18.00 membuat beberapa ruas jalanan di Jakarta tergenang air.

Akibatnya ketika hujan reda, genangan air membuat kemacetan arus lalu lintas cukup parah. Berdasarkan pantauan koran ini, genangan air terlihat terjadi di Jalan Niaga Hijau, kawasan perumahan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan mencapai 50 centimeter (cm) hingga meluber ke Jalan Raya Pondok Indah.
Air juga menggenangi Jalan Raya Pos Pengumben, Jakarta Selatan dengan ketinggian 30 cm.

Di wilayah Jakarta Selatan, air setinggi 50 cm juga terlihat di depan Universitas Atmajaya dari Semanggi ke arah Bundaran Senayan. Genangan air juga terjadi di depan Mal Gandaria City (Gancy). Bahkan under pass di depan mal itu tertutup air hingga tak bisa dilintasi.

Sementara di ruas Jalan Patra Raya, Duri Kepa, Jakarta Barat, air setinggi 30 cm menggenangi jalan raya tersebut. Selanjutnya, genangan sekitar 10-15 cm terdapat di sebelum tanjakan Tol Slipi ke arah Gedung MPR/DPR, Jakarta Barat. Sedangkan di wilayah Jakarta Pusat genangan air 15-20 cm terjadi di Jalan Cianjur dan Jalan Raya Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Akibat genangan itu, membuat akses jalan dari arah Ciputat menuju Pondok Indah hingga Kebayoran Lama dan sebaliknya macet total. Kendaraan tidak bergerak sama sekali lantaran terjadi kemacetan parah di beberapa persimpangan traffic light. Karena kendaraan saling serobot, maka arus lalu lintas tidak jalan sama sekali.

Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Dirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto mengatakan beberapa titik genangan air mengakibatkan kemacetan parah di beberapa wilayah terutama Jakarta Selatan. Hujan cukup deras yang mengguyur Jakarta berbarengan dengan jam pulang kerja, sehingga membuat volume kendaraan meningkat.

"Saat Ramadan ini, ada pergeseran kemacetan karena jam pulang kerja dimajukan. Itu bertepatan dengan  hujan deras hingga menimbulkan genangan air dan terjadilan kemacetan panjang," terangnya.

Guna mengatasi kemacetan itu, pihaknya menurunkan personel polantas yang melakukan tugas rutin mengatur kemacetan.

"Kami juga turunkan tim urai macet yang menggunakan sepeda motor trail. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas PU DKI untuk mengaktifkan pompa untuk menyedot genangan air," ungkapnya.

Selain penanganan di lapangan, ujar Budiyanto, sejumlah anggota kepolisian juga memberikan informasi melalui radio dan media sosial terkait situasi lalu lintas.

"Supaya masyarakat bisa menghindari dan memilih jalan lain. Sementara belum ada pengalihan arus lalu lintas," ujar perwira menengah Polri ini juga.(wok/ibl)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasa Diperlakukan Tak Adil, Guru JIS Akan Lapor ke Barack Obama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler