AHY Beber Informasi soal Peserta KLB Demokrat di Sibolangit, Oh Ternyata

Sabtu, 06 Maret 2021 – 02:10 WIB
Ketum Demokrat versi Kongres V Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di kantor DPP Partai Demokrat di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/3). Foto : Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) versi Kongres V 2020 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan informasi soal peserta Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat, (5/3).

Menurut AHY, berdasarkan informasi yang dia dapat ada ada 34 ketua Dewan Pimpinan Cabang atau DPC yang mendukung pelaksanaan KLB ilegal tersebut.

BACA JUGA: SBY Merasa Malu Lihat Moeldoko Seperti Itu

Hal ini disampaikan AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP PD, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat petang.

"Semua itu ada 34 (DPC-red) yang saya catat berdasarkan laporan dari lapangan dan berbagai sumber," kata AHY.

BACA JUGA: AHY Nilai KLB Demokrat di Sibolangit Sebagai Dagelan Politik

Namun, putra sulung Presiden Keenam RI itu memastikan para ketua DPC yang mendukung KLB telah diganti sebelum pelaksanaan kegiatan di Deli Serdang,.

Karena itu, mantan calon gubernur DKI Jakarta itu memastikan tidak ada pemilik suara sah yang menghadiri KLB yang menobatkan Moeldoko sebagai ketua umum.

BACA JUGA: Sepertinya Papa SBY Sedang Pusing dan Kian Terbawa Perasaan

"Jadi sekali lagi tidak ada pemilik hak suara yang sah yang hadir dalam KLB tersebut," ucapnya.

Selain itu, AHY bersama Sekjen PD Teuku Riefky Harsya memegang surat pernyataan kesetian dan penolakan KLB dari para ketua DPD dan DPC seluruh Indonesia.

Mantan prajurit TNI AD itu mengeklaim hingga Jumat pagi, sekitar 93 persen pemilik suara sah partai berada di daerah masing-masing.

"Mereka tidak melakukan penerbangan atau perjalanan ke Sumatera Utara," tegas AHY.

Suami Annisa Pohan itu menyampaikan ada segelintir kader partainya yang menghadiri KLB atas dasar paksaan, ancaman, dan juga imbalan berupa uang, posisi dan jabatan. Dia menilai hal tersebut merusak merusak demokrasi di Indonesia.

"Kalau ada aktor-aktor tertentu yang merasa memiliki kekuatan politik, kekuatan uang, lalu bisa berbuat sewenang-wenang, mengambil alih partai politik yang sah dan berdaulat dengan cara-cara yang tidak legal tadi, hancurlah demokrasi kita," pungkas AHY.(mcr8/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler