Hal itu antara lain diungkapkan oleh Program Manager AIGRP, Kym Holthouse, saat memberikan pengantar dalam kegiatan sosialiasi kepada media, atas dua penelitian terbaru di bawah program AIGRP, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (7/12) sore
BACA JUGA: Akuntabilitas Pemda Rendah, Perda Banyak Bermasalah
"Kedua penelitian ini sendiri (dengan topik mengenai akuntabilitas sektor publik serta masalah Perda, Red), merupakan bagian dari total 10 penelitian yang dijalankan tahun 2009 ini," ungkapnya pula.Sejauh ini, lanjut Holthouse lagi, program ini tercatat telah melibatkan sekitar 62 universitas atau lembaga-lembaga lain dari kedua negara
BACA JUGA: Mendiknas : Ujian Nasional Tak Perlu Diperdebatkan
"Dan perlu diperhatikan, bahwa Crawford School of Economics and Government dari ANU (Australian National University), dalam hal ini hanya sebagai pengelolaHolthouse pun menambahkan, bahwa sesuai dengan konsepnya, salah satu kekhususan dari program ini adalah peneliti yang terlibat masing-masing haruslah berasal dari kedua negara, Indonesia dan Australia
BACA JUGA: Hari Ini SBY Hadiri Puncak Hari Guru
"Jadi, dalam setiap proposal yang kami terima, memang harus ada joint researchers," katanya menegaskan.Terkait keberadaan dua riset yang hari ini dipaparkan resumenya di hadapan sejumlah insan pers, Holthouse pun menyebutkan bahwa bersama delapan hasil penelitian lainnya, keduanya pada Selasa (8/12) besok akan dipaparkan lebih jauh dalam kegiatan Policy Research Forum"Itu memang merupakan agenda di mana seluruh peneliti (AIGRP) yang sudah menjalankan risetnya tahun ini, bakal mempresentasikan sekaligus mendiskusikan hasil-hasil kajian mereka secara resmi," ungkapnya(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Pendidikan Dokter Harus Disubsidi
Redaktur : Tim Redaksi